Serangan Udara Israel Tewaskan Ratusan Orang di Lebanon, Termasuk 35 Anak-anak

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 24 September 2024 | 08:17 WIB
Serangan Udara Israel Tewaskan Ratusan Orang di Lebanon, Termasuk 35 Anak-anak
Peta dan Bendera Lebanon (Unsplash.com/MarkRubens)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan udara Israel di Lebanon menewaskan sedikitnya 492 orang pada hari Senin, termasuk 35 anak-anak, kata kementerian kesehatan, menandai hari paling mematikan dalam kekerasan lintas batas sejak perang Gaza dimulai.

Negara-negara Arab mengecam keras Israel atas meningkatnya permusuhan dengan Hizbullah, yang telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terlihat dalam hampir setahun.

Perang meletus setelah Hamas dan militan Palestina lainnya melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober di Israel, yang melibatkan Hizbullah dan kelompok-kelompok lain yang didukung Iran.

Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah besar militan Hizbullah ketika menyerang sekitar 1.600 lokasi di Lebanon selatan dan timur, termasuk serangan terarah di Beirut dalam apa yang disebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebagai Operasi Panah Utara.

Hizbullah mengatakan Ali Karake, orang ketiga dalam komandonya, masih hidup dan telah pindah ke tempat yang aman setelah sebuah sumber mengatakan serangan di ibu kota tersebut menargetkannya.

Media pemerintah melaporkan serangan baru di Lebanon timur, sementara Hizbullah mengatakan pihaknya menargetkan lima lokasi di Israel.

Di kota pesisir Israel, Haifa, orang-orang terlihat berlarian mencari perlindungan saat sirene serangan udara berbunyi.

Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan 492 orang, termasuk 35 anak-anak dan 58 wanita, serta melukai 1.645 lainnya. Menteri Kesehatan Firass Abiad mengatakan "ribuan keluarga" telah mengungsi.

Ledakan di dekat kota kuno Baalbek di Lebanon timur membuat asap mengepul ke langit.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Hantam Pemukiman Timur Lebanon

"Kami tidur dan bangun karena pemboman... begitulah hidup kami," kata Wafaa Ismail, 60 tahun, seorang ibu rumah tangga dari desa Zawtar di selatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI