"Ekosistem jurnalisme idealnya mendukung profesionalisme, melibatkan publik dan tentunya semakin berkualitas tak hanya dari produk jurnalistik tetapi juga persaingan usaha yang sehat," kata dia.
Nezar menambahkan saat ini terjadi perubahan signifikan industri media, salah satu faktornya adalah bergesernya preferensi konsumen dengan dukungan teknologi digital.
Pembaca menginginkan informasi yang mudah diakses darimana pun, tambah dia.
Sementara Kongres I ICEC yang berlangsung hingga pukul 23.45 WIB, diikuti 120 peserta dan 75 peninjau berhasil memilih tujuh presidium yaitu Erik Somba, Rusman, Djufri Rachim, Insany dan Yatimul Ainun, Zuhri Muhammad dan Nila Ertina FM.
Kongres juga memilih Badan Pertimbangan Organisasi yaitu Upi Asmaradhana, Nurkholis dan Nengah Muliarta, tak ketinggalan juga terpilih lima orang Majelis Kehormatan dengan komposisi tiga dari eksternal dan dua internal ICEC, Hendrayana, Yosep Adi Prasetyo, Yenti Garnasih, Maryadie dan Wenseslaus Manggut.
Ketua Presidium ICEC, Erik Somba, menegaskan bahwa pembentukan kepengurusan ini merupakan impian yang telah diperjuangkan selama tiga tahun terakhir. "Menghadirkan jurnalisme berkualitas di tengah disrupsi digital bukan hanya tantangan, tetapi juga komitmen kami untuk memenuhi hak publik akan informasi yang akurat," jelas Erik.
ICEC, yang dideklarasikan pada World Press Freedom Day, 3 Mei 2024, oleh 57 pemimpin redaksi di Palembang, kini siap mengemban visi besar: mewujudkan kemerdekaan pers yang bertanggung jawab, profesional, independen, dan berpihak pada kepentingan publik. Adapun misi ICEC mencakup tiga poin utama, yakni sebagai wadah silaturahmi antar pemimpin redaksi, ruang bertukar ide dan keahlian dalam mengelola media, serta menjaga profesionalisme jurnalisme dengan mengutamakan kebenaran data dan fakta.
Dengan terbentuknya ICEC, masa depan jurnalisme Indonesia diharapkan dapat lebih berdaya menghadapi tantangan disrupsi digital, sekaligus mengembalikan kepercayaan publik terhadap media.