Cek Fakta: Anak SMP Divonis 7 Tahun karena Mengkritik Jokowi

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Sabtu, 21 September 2024 | 04:30 WIB
Cek Fakta: Anak SMP Divonis 7 Tahun karena Mengkritik Jokowi
Cek Fakta Kritik Jokowi (turnbackhoax.id)
cek fakta hoaks

Hoaks!

Berdasarkan verifikasi Suara.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar di media sosial sebuah narasi yang menyebut anak SMP dipenjara selama 7 tahun akibat mengkritik Jokowi.

Sebuah akun Twitter/X dengan nama akun “negeri_kocak” pada tanggal 3 September 2024. mengunggah video dengan narasi anak SMP yang dipenjara selama 7 tahun akibat mengkritik Jokowi.

Berikut narasi yang disampaikan:

Wir…. Anak SMP divonis 7 tahun karena mengkritik Mukidi
Smntr salah satu terpidana korupsi Timah 300 Trilyun cuma divonis 3 th dan bayar denda 5 rb… GILAAA…. ini negara…!!!!
Kaesang 300 T DAN LU LIAT ISINYA APAANPAHAM LU

Baca Juga: Ingin Temui Jokowi Usai Lengser Dari Presiden, Ridwan Kamil Mau Bahas Ini

Lantas benarkah narasi tersebut?

Penjelasan

Berdasarkan penelusuran tim cek fakta Suara.com, setelah ditelusuri dengan Google Lens ditemukan video yang mirip pada kanal Youtube milik tvOneNews dengan judul video “Ibu Siswi SMP di Mojokerjo Menangis Histeris Usai Dengar Vonis Pembunuh Anaknya”.

Video yang beredar merupakan sidang vonis kasus pembunuhan siswi SMPN 1 Kemlagi, Mojokerto berakhir dengan keributan. Keluarga korban memprotes putusan hakim yang bagi mereka terlalu ringan.

AB dinyatakan terbukti bersalah membunuh AE (15), siswi kelas 3 SMPN 1 Kemlagi. Pelajar asal Desa/Kecamatan Kemlagi, Mojokerto itu dihukum 7 tahun 4 bulan penjara.

Baca Juga: Ernest Prakasa Dituding Pansos Keluarga Jokowi, Netizen Pasang Badan: Narasi Kocak

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebutkan bahwa anak SMP yang dipenjara selama 7 tahun akibat mengkritik Jokowi merupakan klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI