Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memberdayakan para pegiat seni dan budaya lewat berbagai program. Hingga akhir tahun ini, akan berlangsung sejumlah rangkaian acara yang bertajuk "Citra Kawasan" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini merupakan sinergi antara PT Jakarta Jakarta Propertindo (Jakpro), Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Dinas Kebudayaan (Disbud), serta Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta. “Citra Kawasan” dibuat dengan tujuan memberi ruang bagi seniman dan pecinta seni untuk menikmati berbagai pertunjukan.
Vice President Corporate Secretary Jakpro Melisa Sjach menyatakan, kegiatan “Citra Kawasan” mencakup Pekan Komponis Indonesia, International Ethnic Music Festival, Indonesia Dance Festival, Lokakarya Temu Komponis Indonesia, dan Jakarta Biennale. “Tujuan utama dari event-event ini adalah untuk memberi ruang bagi para seniman dan pengunjung untuk menikmati karya seni yang berkualitas,” ucap Melisa kepada Suara.com, Jumat (20/9/2024).
DKJ telah mengkurasi tema dan konsep acara agar dapat dinikmati semua kalangan masyarakat. Target audiens mencakup masyarakat kesenian Jakarta, termasuk seniman, kritikus, hingga pengamat seni.
Baca Juga: Lebih Menguntungkan dan Ramah Lingkungan, Pemprov DKI Dorong PLTS Rooftop
Upaya menarik kelompok audiens tertentu juga dilakukan melalui kolaborasi dengan para seniman internasional. Misalnya, dari negara-negara seperti Jepang dan Australia.
Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan seperti Institut Kesenian Jakarta (IKJ), memperkuat pertunjukan yang akan ditampilkan. Melisa menekankan orisinalitas dalam setiap karya penting, sehingga menjadikan acara ini unik dibandingkan dengan event serupa lainnya.
“Persiapan terus dilakukan untuk memastikan kualitas dan kelancaran acara, meskipun tantangan logistik tetap ada,” kata Melisa.Dampak positif yang diharapkan adalah semakin terbuka ruang bagi masyarakat untuk berkarya dan menikmati seni.
Promosi dilakukan melalui media sosial dan sinergi dengan media lokal maupun internasional, sehingga menjangkau audiens lebih luas. Pengunjung dapat berpartisipasi sesuai ketentuan setiap acara. Sedangkan feedback akan dikumpulkan untuk evaluasi dan perbaikan pada masa mendatang.
Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung, TIM menerapkan standar pelayanan yang ketat. Selain itu, penerapan teknologi baru dalam pertunjukan, seperti live streaming, juga menjadi bagian dari inovasi dalam rangkaian event ini.
Baca Juga: Pemprov DKI Jawab Tudingan Suswono: Bantuan Tempat Ibadah Malah Ditingkatkan
Dengan semua upaya tersebut, TIM berkomitmen untuk menjadi pusat seni dan budaya yang unggul serta berkualitas, sehingga mendukung penggiat seni di Jakarta dan sekitarnya. "Kegiatan yang ada di Kawasan TIM adalah bukti bahwa seluruh masyarakat dapat hadir dan seluruh penggiat seni dapat berkarya," ujar Melisa.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Elva Farhi Qolbina, mendukung pemanfaatan TIM sebagai pusat kegiatan seni dan budaya. Menurutnya, segala fasilitas di TIM harus dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai tujuan utamanya.
"Pemanfaatan TIM sebagai pusat kegiatan seni dan budaya hingga akhir tahun merupakan langkah positif dalam menghidupkan kembali kawasan tersebut sebagai pusat kreativitas," tutur Elva. Menurutnya, memang sudah seharusnya TIM menjadi tempat strategis pertemuan komunitas seni dan budaya.
Ia pun berharap, acara-acara serupa akan terus diadakan pada masa mendatang. "Pemprov DKI perlu terus mendukung kegiatan di TIM dengan menyediakan fasilitas lengkap dan promosi aktif, agar lebih banyak warga Jakarta menikmati acara berkualitas. Pemprov DKI juga harus menggandeng komunitas literasi, budaya, serta seni untuk semakin menghidupkan TIM dan melestarikan budaya lokal," urai Elva.