218 Tusukan Jarum Dianggap Bukan Bullying, Netizen Tiongkok Meradang Bela Seorang Siswi Kelas 6

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Jum'at, 20 September 2024 | 18:25 WIB
218 Tusukan Jarum Dianggap Bukan Bullying, Netizen Tiongkok Meradang Bela Seorang Siswi Kelas 6
korban bullying di sekolah (Weibo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang gadis kelas enam di sebuah sekolah di Provinsi Shandong, Tiongkok, telah mengalami perlakuan brutal selama berbulan-bulan di tangan teman sebangkunya yang laki-laki, termasuk ditusuk di pahanya lebih dari 200 kali dengan penusuk jahit.

Anak laki-laki itu, yang merupakan murid pindahan, juga memaksa gadis itu untuk memakan kertas dan pensil.

Meskipun tindakan itu berat, pihak berwenang setempat dan sekolah mengklaim insiden itu tidak memenuhi standar perundungan di sekolah, lapor Xiaoxiang Morning Herald, sebuah portal berita Tiongkok.

Keputusan ini telah memicu kemarahan publik di media sosial Tiongkok, termasuk Weibo.

Insiden itu terjadi di Sekolah Bilingual Zhangqiu di Kota Jinan, tempat gadis itu telah menjadi sasaran pelecehan berulang kali oleh anak laki-laki itu. Dalam serangkaian video yang diunggah daring pada 8 September, gadis itu mengungkapkan bahwa anak laki-laki itu menggunakan benda-benda seperti kompas dan jarum untuk menusuknya 218 kali, bahkan selama kelas.

Jarum itu panjangnya sekitar 7 hingga 8 cm, yang ditusukkannya seluruhnya ke kaki gadis itu.

"Sangat menyakitkan, saya ingin mati," kata gadis itu, seraya menambahkan bahwa ia juga menghadapi isolasi sosial.

Menurut South China Morning Post, ketika gadis itu melaporkan perundungan itu kepada seorang guru, sambil memperlihatkan luka-lukanya, ia disarankan untuk mengunjungi pusat kesehatan dan diberi tahu untuk tidak memprovokasi orang lain.

Kepala sekolah asrama itu dikatakan berteman dengan ayah anak laki-laki itu.

Baca Juga: Graham Arnold Kelar, Giliran 'Nyawa' Pelatih 10 Piala Ini di Tangan Shin Tae-yong

Keluarganya membagikan foto seragam gadis itu, yang penuh dengan lubang-lubang akibat penusukan, sambil bertanya, "Bagaimana ini tidak dianggap perundungan?"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI