Bayang-Bayang Kebencian? Penikaman Bocah Jepang di Tiongkok Picu Ketegangan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Jum'at, 20 September 2024 | 16:59 WIB
Bayang-Bayang Kebencian? Penikaman Bocah Jepang di Tiongkok Picu Ketegangan
Ilustrasi penikaman (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang anak yang terdaftar di sebuah sekolah Jepang di kota Shenzhen, Tiongkok, meninggal setelah ditikam pada hari Rabu, pejabat mengonfirmasi pada hari Kamis, serangan kedua di dekat pusat pendidikan Jepang di Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir.

Pihak berwenang Tiongkok mengatakan bocah lelaki berusia 10 tahun itu adalah warga negara Jepang yang lahir dari ayah Jepang dan ibu Tiongkok, dan ia ditikam dalam perjalanan ke sekolah sekitar pukul 8 pagi (0000 GMT) pada hari Rabu oleh penyerang berusia 44 tahun bermarga Zhong.

Ia meninggal pada Kamis dini hari, menteri luar negeri Jepang Yoko Kamikawa mengatakan kepada wartawan di Tokyo.

"Para ahli medis melakukan segala upaya untuk menyelamatkan hidupnya, dan pihak Tiongkok akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada keluarganya untuk mengurus urusannya," Lin Jian, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, mengatakan pada konferensi pers rutin di Beijing.

"Menurut informasi yang tersedia saat ini, ini adalah kasus individual dan insiden semacam itu dapat terjadi di negara mana pun," tambahnya.

Pada Kamis sore, orang-orang meletakkan karangan bunga di gerbang sekolah di daerah Shekou yang makmur di Shenzhen, yang merupakan rumah bagi sebagian besar komunitas asing dan sekolah internasional di kota itu.

"Sebagai orang Tionghoa, kami menentang perilaku ini, kami menentang ajaran kebencian," kata seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai warga biasa Shenzhen.

"Banyak dari kami telah berada di bawah ajaran kebencian seperti itu untuk waktu yang lama, yang menyebabkan konsekuensi yang sangat jahat," tambahnya.

Serangan itu terjadi pada hari peringatan sebuah insiden pada tahun 1931 yang memicu perang antara Tiongkok dan Jepang, tanggal yang sensitif di saat hubungan diplomatik berada dalam bahaya memburuk.

Baca Juga: Graham Arnold Kelar, Giliran 'Nyawa' Pelatih 10 Piala Ini di Tangan Shin Tae-yong

"Saya sebenarnya tidak tahu tanggal 18 September adalah hari bagi orang Tiongkok untuk membalas dendam atas hal-hal dalam Perang Dunia Kedua," kata seorang ayah Jepang dengan dua anak di Shenzhen, yang meminta untuk hanya diidentifikasi dengan nama belakangnya, Suzuki, karena masalah keamanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI