Siapa Sum Kuning? Kasusnya Bikin Geger Warga Yogyakarta: Diperkosa dan Dituduh PKI

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Jum'at, 20 September 2024 | 14:39 WIB
Siapa Sum Kuning? Kasusnya Bikin Geger Warga Yogyakarta: Diperkosa dan Dituduh PKI
Berita kasus Sum Kuning di media massa. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Sum Kuning sempat mengegerkan warga Yogyakarta. Dia diperkosa oleh sekelompok pemuda.

Peristiwa tersebut terjadi pada 1970 silam. Namun, perkaranya disebut masih misteri. Muncul desas-desus pelaku yang ditangkap bukan sebenarnya.

Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santoso sampai turun tangan menangani kasus tersebut.

Siapa Sum Kuning?

Baca Juga: Tersangka Pencabulan Anak Dilantik Jadi Anggota DPRD, Komisi III DPR RI: Cederai Keadilan!

Nama asli Sum Kuning ialah Sumaridjem. Dia merupakan seorang pedagang telur di Yogyakarta.

Sum merupakan putri dari Sudiredjo tersebut. Dia biasanya mengantarkan dagangannya ke para pelanggan yang ada di Kota Baru, Bumijo, Suryobratan, Ngasem, Patuk, Tegal Mulyo, dan kampung-kampung lainnya. Sehari, Sum Kuning mampu menjual 200 telur.

Hari itu, 21 September 1970, Sum Kuning yang saat itu masih berusia 17 tahun mengantarkan telur ke pelanggan seperti biasa. Kebetulan waktu itu telur yang harus diantar cukup banyak hingga membuatnya terlambat ke tempat biasa menyetop bus kota.

Sum terpaksa berjalan kaki ke arah Utara hingga ke Jalan Ngupasan mencari angkutan ke Godean. Akan tetapi, tidak ada angkutan umum yang melintas. Sampai timur Asrama Polisi Patuk, dia dikejutkan dengan sebuah mobil berjenis Jeep Station Wagon yang hampir menyerempetnya.

“Tampak olehnya pemuda-pemuda gondrong turun dari mobil itu dan dengan paksa menarik Sumaridjem untuk masuk ke mobil. Ia berusaha dengan sekuat tenaga menolak paksaan brandal-brandal itu, namun tak berhasil,” tulis Kamadjaja dan kawan-kawan dalam Sum Kuning: Korban Penculikan pemerkosaan (1971).

Baca Juga: G30S (tanpa) PKI

Di dalam mobil Sum Kuning sempat memberontak, tapi sia-sia. Dia diancam dengan belati atau pisau di lehernya. Seingatnya mobil berkeliling mengitari Jalan Diponegoro menuju Bumidjo, kemudian melintas di Jalan Magelang.

Selanjutnya yang terjadi di dalam mobil tersebut dia dibisu. Dalam kondisi setengah sadar itu, Sum diperkosa ramai-ramai. Pelaku bernyanyi-nyanyi tanpa memperdulikan kondisnya.

Sum Kuning kemudian tersadar dengan menahan rasa sakit di bagian selangkangannya. Dia sadar ketika sudah berada di pinggir Jalan Raya Wates-Purworejo. Gerombolan pemuda itu membuangnya setelah puas melampiaskan hasratnya.

Derita Sumaridjem tak sampai di situ. Uang hasil berdagangnya yang harusnya untuk modal esok harinya sebesar Rp4.650 juga diambil. Dengan sisa tenaga Sum berjuang keras berjalan menuju ke arah kota Yogyakarta. Masih ada uang Rp100 untuknya naik becak. Oleh pengayuh becak kemudian diantarkan ke Nyonya Sulardi.

Sumaridjem lantas diantarkan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif.

Kasusnya Rumit, Sum Kuning Jadi Tersangka

Kasus Sumaridjem mengegerkan warga Yogyakarta. Saat dia masih dirawat di rumah sakit polisi datang dan menuduhnya menyebarkan berita bohong. Sang pedagang telur itupun kemudian ditahan setelah selesai menjalani perawatan.

Isu soal Sum Kuning itu lantas dengan cepat tersebar luas. Masyarakat meminta polisi mengungkap kasus tersebut.

Di tengah rumitnya kasus Sum Kuning, mencuat kabar pelaku merupakan anak orang penting di Yogyakarta. Maklum, saat itu hanya orang kaya yang memiliki mobil.

Kasus tersebut semakin melebar. Wartawan yang menulis mengenai peristiwa itu harus berurusan dengan militer. Sedangkan Sumaridjem dituduh terlibat dalam organisasi terlarang PKI, sebagai anggota Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).

Tak sampai di situ, Sumaridjem sempat disidang atas keterangan palsu. Namun majelis hakim menolaknya.

Kapolri Hoegeng Turun Tangan

Kasus tersebut menyita perhatian Kapolri Hoegeng yang sampai turun tangan menanganinya. Polisi yang dikenal dengan kejujurannya itu kemudian melaporkan perkembangan kasus kepada Presiden Soeharto.

Soeharto malah meminta kasus itu diambilalih oleh Team Pemeriksa Pusat/Kopkamtib.

Pada akhirnya kasus tersebut tidak terungkap secara terang benderang. Justru yang menjadi tersangka ialah penjual bakso dan wartawan. Akan tetapi keterangannya di pengadilan bertolak belakang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI