Para Ahli Ungkap Bagaimana Sistem Kerja Pager Meledak yang Mengguncang Lebanon

Bella Suara.Com
Kamis, 19 September 2024 | 16:18 WIB
Para Ahli Ungkap Bagaimana Sistem Kerja Pager Meledak yang Mengguncang Lebanon
Ilustrasi Pager (Unsplash.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ledakan yang terjadi di Lebanon mengguncang perhatian dunia, khususnya karena melibatkan pager yang meledak. Ledakan tersebut melibatkan pager yang diduga merupakan model AR-924 dengan merek Gold Apollo, sebuah perusahaan yang berbasis di Taiwan.

Menurut pendiri Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, perangkat ini sebenarnya diproduksi di Budapest oleh perusahaan BAC Consulting di bawah lisensi. Namun, CEO BAC Consulting, Cristiana Barsony-Arcidiacono, membantah keterlibatan perusahaannya dalam pembuatan pager ini, menegaskan bahwa mereka hanya perantara.

Meskipun masih belum jelas bagaimana atau kapan pager ini diubah menjadi bom, para ahli memberikan beberapa penjelasan mengenai cara hal tersebut mungkin terjadi. Mengutip laporan dari Tim Data dan Forensik Sky News dari beberapa ahli terungkap bagaimana sebuah pager atau radio genggam dapat menyebabkan ledakan.

Sedikit Bahan Peledak, Efek Besar

Baca Juga: Update Korban Ledakan Pager di Lebanon: 32 Orang Tewas, 3.250 Luka-luka

Menurut Dr. Eyal Pinko, mantan perwira intelijen angkatan laut Israel, untuk meledakkan sesuatu seperti lengan atau wajah seseorang, hanya dibutuhkan sedikit bahan peledak, yakni sekitar satu atau dua gram. Sementara jenis bahan peledak yang digunakan belum dapat dipastikan, laporan yang belum terverifikasi menunjukkan kemungkinan penggunaan PETN (pentaerythritol tetranitrate), meskipun TNT atau bahan setara lainnya juga dapat digunakan.

Profesor Andrea Sella dari University College London menjelaskan bahwa bahan peledak dapat dicampur dengan komponen lain untuk membentuk bahan peledak plastik, yang kemudian bisa disisipkan ke dalam celah kecil di dalam pager.

"Intinya adalah Anda dapat mencampurnya dengan komponen lain secara efektif untuk membuat bahan peledak plastik," kata Andrea Sella.

"Jadi itu berarti Anda mungkin bisa memasukkan beberapa benda ini ke sudut-sudut dan celah-celah [pager]." lanjutnya.

Dr. Pinko menambahkan bahwa bahan peledak ini bisa ditempatkan di dalam baterai, alat detonasi, atau bagian lain dari pager.

Baca Juga: Rusia Sebut Ledakan Pager Di Lebanon Bagian Dari Perang Hibrida

Detonator dan Sumber Daya Listrik

Untuk meledakkan pager secara jarak jauh, diperlukan detonator, yang menurut Carl Robson, mantan operator penjinak bom Angkatan Darat Inggris, bisa berupa silinder kecil yang dapat menyebabkan cedera ketika diaktifkan. Detonator ini membutuhkan sumber daya, yang dalam hal ini adalah baterai dari pager.

"Yang berarti dibutuhkan arus listrik dari baterai, memanaskan bahan peledak ke tingkat energi yang dibutuhkan. Dan kemudian [ledakan] terjadi," kata Robson.

"Anda hanya memerlukan sepersekian detik [pemanasan] untuk mendapatkan ledakan semacam ini," tambahnya.

Untuk mengaktifkan detonator, diperlukan pemicu, yang menurut Mr. Robson, bisa berupa pesan tertentu yang dikirim ke pager. Pesan ini memulai rangkaian ledakan dengan menarik arus dari baterai, memanaskan bahan peledak hingga mencapai energi yang dibutuhkan untuk ledakan.

Sean Moorhouse, ahli bahan peledak lainnya, menambahkan bahwa dalam kondisi normal, pager berbunyi saat menerima pesan. Namun, pada kasus ini, alih-alih mengirim daya ke speaker, daya diarahkan ke detonator.

Meski demikian, masih ada pertanyaan mengenai bagaimana pager diprogram untuk bereaksi terhadap pesan tersebut.

Radio Genggam dengan Cara Kerja Serupa

Selain pager, radio genggam yang meledak di Lebanon juga diduga menggunakan metode serupa. Robson menjelaskan bahwa fungsi radio dan pager dapat dimanipulasi dengan cara yang mirip untuk mendeteksi pesan sebagai pemicu ledakan. Ia juga menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan penggunaan timer atau alarm sebagai pemicu ledakan.

Meskipun investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui detail pasti tentang bagaimana perangkat ini diubah menjadi bom, para ahli sepakat bahwa kombinasi bahan peledak, detonator, dan pemicu yang diatur melalui pesan adalah mekanisme yang paling mungkin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI