Arti Kabir yang Digaungkan PKI dalam Sejarah G30S Ketika Melakukan Pembunuhan

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 18 September 2024 | 13:56 WIB
Arti Kabir yang Digaungkan PKI dalam Sejarah G30S Ketika Melakukan Pembunuhan
Cuplikasn Film Pengkhianatan G30S PKI
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabir merupakan istilah yang lekat dengan sejarah G30S/PKI. Lantas, apa arti kabir yang dipakai PKI?

G30S PKI adalah sebuah peristiwa bersejarah yang terjadi pada malam 30 September hingga awal 1 Oktober 1965 di Indonesia. Peristiwa ini diperingati setiap tahun untuk mempelajari sejarah pemberontakan PKI dan mengenang perwira-perwira yang gugur dalam insiden tersebut.

Dalam tragedi tersebut, anggota PKI membunuh enam jenderal dan satu perwira menengah, lalu menguburkan jenazah mereka dalam satu lubang, yang kini dikenal dengan sebutan Lubang Buaya.

Penemuan sumur di Lubang Buaya yang berisi jenazah korban kejahatan PKI tidak terlepas dari peran Sukitman, seorang agen polisi yang selamat dari pembantaian. Ia berhasil mengingat dan memberikan informasi mengenai lokasi sumur tersebut.

Sukitman juga mengingat bahwa sebelum pembunuhan, anggota PKI menyanyikan lagu "genjer-genjer" dan meneriakkan kata "ganyang kabir".

Sejarah Singkat G30S PKI

G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965/PKI adalah pengkhianatan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Peristiwa ini berlangsung pada malam antara 30 September dan 1 Oktober, melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini dipimpin oleh Dipa Aidit, yang aktif menghasut masyarakat untuk mendukung PKI dengan janji bahwa Indonesia akan lebih makmur di bawah pemerintahan komunis.

Gerakan ini menargetkan perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Mereka berhasil menangkap enam jenderal, yaitu Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. Harjono, Mayjen. S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan dan Brigjen Sutoyo dan satu perwira yakni Lettu Pierre Tendean.

Para korban tersebut diculik dan dibunuh dengan dimasukkan ke dalam lubang di kawasan Pondok Gede, Jakarta, yang dikenal sebagai Lubang Buaya.

Baca Juga: Link Nonton Film G30S PKI Secara Legal, Jangan Ditonton Bareng Anak!

Sementara itu, Panglima TNI, AH Nasution, yang menjadi target utama berhasil melarikan diri. Namun, putrinya, Ade Irma Nasution, terbunuh akibat terkena tembakan. Ade Irma tewas bersama ajudan ayahnya, Lettu Pierre Tendean.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI