Polemik Fufufafa di Mata Gus Ulil: Mirip Perseteruan Sunni Syiah

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 18 September 2024 | 10:45 WIB
Polemik Fufufafa di Mata Gus Ulil: Mirip Perseteruan Sunni Syiah
Ulil Abshar Abdalla bicara mengenai polemik akun Fufufafa. [Youtube Cokro TV]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Inteletual NU, Ulil Abshar Abdalla, membahas mengenai polemik akun Kaskus Fufufafa yang dikaitkan dengan Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka. 

Menurut Gus Ulil, sapaan akrabnya, orang-orang yang memunculkan isu Fufufafa dan Mulyono adalah orang-orang yang tetap ingin mempertahankan polarisasi supaya tetap ada kubu satu melawan kubu yang lain.

"Terus terang saya menengarai bahwa ini bagian dari upaya pihak yang kalah dalam pemilu kemarin untuk terus menerus memperpanjang permusuhan," ujar dia dikutip dari Youtube Cokro TV. 

Hal ini kata Ulil, merupakan bagian dari gejala politik pascapilpres sejak 2014 yang berlangsung sampai sekarang, yaitu pihak yang kalah tidak terima dan ingin memperpanjang perseteruan dengan cara memunculkan isu-isu tertentu.

Baca Juga: Polemik Akun Fufufafa: Fakta Kabur yang Menciptakan Kebingungan Publik

Ia melihat kasus Fufufafa mirip dengan perseteruan Sunni-Syiah di mana sejarah diungkit-ungkit diadu-adu dibangkitkan kembali untuk memobilisasi sentimen, memobilisasi distrust yang dalam kasus Fufufafa terhadap Gibran.

"Makanya obat terhadap cara berpolitik ini dalam sejarah Islam, itu adalah politik kaum Sunni," tutur lulusan Universitas Harvard ini.

Kaum Sunni ujar Ulil, dari dulu teorinya berpolitik itu semua sahabat Kanjeng Nabi SAW itu semua baik terlepas adanya kekurangan dalam diri mereka. Tapi lanjutnya, orang Sunni tidak mau membongkar masa lalu sahabat Nabi SAW karena itu sudah selesai dan harus dikubur.

Menurutnya, ini berbeda dengan era saat ini di mana masyarakat dituntut track record tapi ada ketidakjelasan antara track record atau shaming.

"Politik Sunni dulu karena ulama Sunni itu ulama realis, mereka menganggap bahwa sejarah masa lalu bisa dipolitisir, bisa di-doxxing. Men-doxxing masa lalu untuk shaming tokoh-tokoh tertentu sekarang bagian politisasi sejarah. Dulu motif agama sekarang diulang kembali dalam bentuk yang disekulerisasi," ucapnya.

Baca Juga: Kemungkinan yang Terjadi Versi Rocky Gerung Bila Polemik Fufufafa Tak Selesai: Ketegangan Psikologis Prabowo...

Ia mengatakan, politik Sunni itu jalan moderat tidak mau terjebak dalam sejarah, tidak mau men-doxxing sejarah.

"Pak Jokowi itu politiknya Sunni banget itu. Ketika mengajak Prabowo masuk kekuasaan untuk melupakan masa lalu yang nasty politics. Prabowo mengajak Gibran itu untuk menghindari atau melupakan nasty politics juga. Nah ini orang-orang malah justru ingin membangkitkan kembali nasty politics dengan men-doxxing," ucap Ulil.

Kalau masing-masing membongkar sejarah, menurutnya persoalan nggak akan selesai. Kasus Fufufafa ini kata dia, adalah salah satu perkembangan penggunaan kebebasan yang perlu dikritik di era media sosial seperti sekarang ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI