Polres Jaksel Bantah Pengakuan Korban Bullying BINUS Simprug soal Pelakunya Anak dari Ketua Partai

Selasa, 17 September 2024 | 16:40 WIB
Polres Jaksel Bantah Pengakuan Korban Bullying BINUS Simprug soal Pelakunya Anak dari Ketua Partai
Ilustrasi Bullying (Pexels/RODNAE Productions)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat, membantah pengakuan korban perundungan atau bullying di BINUS School Simprug, berinisial RE terkait dugaan keterlibatan anak dari seorang ketua partai politik dalam kasus perundungannya.

Hal itu ditegaskan Ade dalam rapat dengar pendapat yang digelar Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9/2024). Dalam rapat itu sebelumnya RE menceritakan soal apa yang dialaminya di hadapan Komisi III DPR RI.

"Yang disebut tadi ada beberapa partai, anak ketua partai, ataupun lain hal sebagainya, kami tentunya berdasarkan hukum data yang ada, data kependudukan. Kami sudah mengecek KK, hingga saat ini kami belum tahu yang dimaksud,” kata Ade.

Kendati begitu, Ade menegaskan pihaknya akan tetap bertindak sesuai dengan hukum dan fakta yang ada dalam menangani kasus ini.

"Saya rasa itu saja yang dapat kami sampaikan untuk kasus yang kedua ini," ujarnya.

Sebelumnya, RE mengadu ke Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9/2024). Ia mengaku telah mendapatkan bully dari anak yang mengaku bapaknya sebagai Ketua Partai inisial A.

RE menceritakan kejadian yang dialaminya terjadi sejak awal masuk sekolah pada November 2023. Ia menceritakan hal itu dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman.

"Saya harap saya dapat bekerja sama dengan siswa-siswa lain. Namun kenyataannya ketika saya baru pertama kali masuk ke sekolah, di bulan November 2023, itu saya sudah mendapatkan bullying secara verbal yang tidak ada hentinya," kata RE.

"Selalu dibully di depan umum, di depan siswa laki-laki, di depan siswa perempuan, bahkan di depan guru," sambunya.

Baca Juga: Jurus RK Cegah Bullying Anak di Jakarta: Bikin Aplikasi hingga Dekatkan Siswa dengan Lansia

RE mengaku di sekolah tersebut hanya sendirian, sementara yang kerap membully ada sekitar 20 sampai 30 orang. Menurutnya, mereka selalu menghampirinya bahkan sampai melakukan pelecehan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI