Pernah Kecewa Terhadap Donald Trum, Kakek di AS Nekat Lakukan Aksi Penembakan

Bella Suara.Com
Senin, 16 September 2024 | 20:56 WIB
Pernah Kecewa Terhadap Donald Trum, Kakek di AS Nekat Lakukan Aksi Penembakan
Donald Trump ditembak saat berpidato di Pennsylvania, Sabtu (13/07/2024) (Twitter/DonaldTNews)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ryan Wesley Routh (58), diidentifikasi oleh tiga pejabat senior penegak hukum sebagai pria yang ditembak oleh Dinas Rahasia AS di dekat Lapangan Golf Internasional Trump di West Palm Beach, Florida, pada Minggu.

Peristiwa itu terjadi setelah terdengar suara tembakan di sekitar tempat Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, bermain golf.

Sheriff Palm Beach County, Ric Bradshaw, mengungkapkan bahwa di tempat kejadian ditemukan senjata serbu jenis AK-47, teropong, dua ransel, dan perangkat GoPro.

Insiden ini terjadi hanya sembilan minggu setelah Trump terluka dalam upaya pembunuhan di sebuah rapat umum di Butler, Pennsylvania, pada bulan Juli lalu.

Baca Juga: Terduga Penembak Donald Trump Berencana Rekrut Tentara Afghanistan untuk Perang di Ukraina

Profil Ryan Wesley Routh

Menurut laporan Associated Press, Routh pernah tinggal di North Carolina sebelum pindah ke Kaaawa, Hawaii, pada 2018.

Di Hawaii, ia bersama putranya menjalankan bisnis yang bergerak di bidang konstruksi gudang. Namun, terkait peristiwa penembakan, putra Routh, Oran, mengungkapkan kepada CNN bahwa ia tidak percaya ayahnya akan melakukan tindakan kekerasan.

"Ryan adalah ayah saya, dan dia seorang pria penyayang, pekerja keras, serta jujur. Saya berharap peristiwa ini sudah dibesar-besarkan," ujar Oran.

Sementara itu, catatan pemilih menunjukkan bahwa Routh terdaftar sebagai pemilih tidak terafiliasi di North Carolina sejak 2012. Ia terakhir memberikan suara pada pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada Maret 2024.

Baca Juga: Profil Taylor Swift, Penyanyi Pop Dunia yang Dibenci Donald Trump Usai Dukung Capres AS Kamala Harris

Meskipun memberikan donasi kecil kepada komite aksi politik ActBlue yang mendukung kandidat Demokrat sejak 2019, Routh diketahui memilih Donald Trump pada pemilihan presiden 2016, sebelum berubah pikiran selama masa jabatan Trump.

Dalam unggahan media sosialnya pada Juni 2020, Routh mengungkapkan kekecewaannya terhadap Trump.

"Aku berharap Anda menjadi presiden yang berbeda dan lebih baik, tetapi kami semua kecewa," tulis Routh.

"Aku akan senang saat kau pergi." lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI