Tak Harus Bergelar Sarjana? Kamala Harris Buka Peluang Permudah Syarat Kerja Jika Terpilih Presiden!

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Minggu, 15 September 2024 | 18:32 WIB
Tak Harus Bergelar Sarjana? Kamala Harris Buka Peluang Permudah Syarat Kerja Jika Terpilih Presiden!
Kamala Harris (Instagram/kamalaharris)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan pada hari Jumat bahwa ia akan memangkas persyaratan gelar sarjana untuk pekerjaan federal tertentu jika terpilih sebagai presiden setelah pemilihan umum 5 November di mana ia akan berhadapan dengan mantan Presiden Republik Donald Trump.

Kandidat presiden dari Partai Demokrat itu mengatakan AS harus mengakui pentingnya jalur menuju kesuksesan di luar gelar sarjana, seperti program magang dan teknis.

"Sebagai presiden, saya akan menyingkirkan persyaratan gelar yang tidak perlu untuk pekerjaan federal guna menambah lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang tidak memiliki gelar sarjana," kata Harris dalam pidatonya.

Gelar tidak selalu menunjukkan keterampilan seseorang, kata Harris. Ia menambahkan: "Dan saya akan menantang sektor swasta untuk melakukan hal yang sama."

Baca Juga: Soroti Debat Capres AS, Paus Fransiskus: Donald Trump dan Kamala Harris Menentang Kehidupan

Calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, bersama dengan pasangannya Tim Walz (Foto:Reuters)
Calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, bersama dengan pasangannya Tim Walz (Foto:Reuters)

Baik Harris maupun Trump telah mencoba menarik pemilih dengan janji-janji ekonomi. Harris mengatakan bahwa ia akan berupaya untuk meloloskan pemotongan pajak kelas menengah. Trump telah menganjurkan pemotongan pajak atas upah lembur. Keduanya mendukung penghapusan pajak atas tip.

Pidato Harris di Wilkes-Barre, Pennsylvania, juga menghadapi beberapa gangguan dari para pengunjuk rasa yang menentang dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan. Hal ini menyusul serangan mematikan pada 7 Oktober di Israel oleh militan Hamas Palestina.

Demonstran di AS telah berbulan-bulan menuntut diakhirinya perang dan pembatasan pengiriman senjata ke Israel.

Harris menegaskan kembali dukungannya terhadap gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

"Sekarang saatnya untuk mendapatkan kesepakatan sandera dan gencatan senjata," kata Harris saat disela. "Saya menghormati suara Anda, tetapi saat ini, saya berbicara," tambahnya.

Baca Juga: Cara Mengajukan Sanggah yang Baik dan Benar Agar Lolos Seleksi Administrasi CPNS 2024

Harris bersaing ketat dengan Trump. Para pengamat mengatakan bahwa jika warga Amerika Muslim dan Arab, yang sebagian besar memilih Demokrat dalam pemilihan presiden terakhir, menahan suara mereka, peluang Harris akan tercoreng.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI