Suara.com - Pihak Istana menjawab keluhan pimpinan KPK yang mengaku tidak pernah diundang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama lima tahun masa kepemimpinan periode kedua.
Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Dini Purwono menyampaikan, bahwa Jokowi sebenarnya khawatir pertemuan dengan KPK nampak seperti intervensi atas penanganan kasus korupsi.
"Jangan sampai pertemuan-pertemuan antara Presiden dan KPK kemudian disalahpersepsikan sebagai intervensi," kata Dini kepada wartawan, Minggu (15/9/2024).
Menurut Dini, koordinasi KPK dengan pemerintah pusat sebenarnya tetap berjalan melalui Menteri Koordinasi Politik, Hukum, dan HAM (Polhukam).
Baca Juga: KPK Lamban, Kasus Kaesang dan Bobby Harusnya Sudah Proses Penyelidikan
"Koordinasi antara Pemerintah dengan KPK untuk aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi selama ini berjalan dengan baik. Pemerintah melalui Menko Polhukam telah melakukan koordinasi yang intens dengan KPK," ujarnya.
Pada prinsipnya, kata dia, Presiden Jokowi terbuka untuk bertemu dengan siapa saja, termasuk pimpinan KPK.
"Namun Presiden juga ingin menghormati dan menjaga marwah KPK sebagai institusi yang independen," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua sementara KPK Nawawi Pomolango mengungkapkan sulitnya untuk bertemu dengan Presiden Jokowi. Menurutnya, Presiden justru lebih mudah ditemui ormas dibandingkan dengan pimpinan lembaga antirasuah tersebut.
"Saya pernah bercanda dengan Pak Alex, saya kirimi satu link pemberitaan. 'Pak Alex, lebih mudah ormas ya ketemu Pak Presiden daripada pimpinan KPK', 5 tahun kami di sana, tidak pernah sekalipun kami diundang untuk membicarakan KPK," kata Nawawi di Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/9/2024).
Baca Juga: Bongkar Alasan PDIP Tak Pilih Ahok atau Anies, Panda Sebut Biar Nggak Diganggu Mulyono
"Terserah kalian artinya ini, menafsirkan apa. Seorang pemimpin negara tidak pernah mengundang," tambah dia.
Nawawi juga menyebutkan, dia dan pimpinan lainnya beberapa kali meminta untuk bertemu dengan Jokowi. Namun, permintaannya hanya bisa satu kali terealisasi.