Suara.com - Calon Presiden Amerika Serikat (Capres AS) dari Partai Republik, Donald Trump dan Partai Demokrat, Kamala Harris memberikan pandangan masing-masing pada debat perdana kemarin.
Untuk diketahui, pembahasan dalam debat itu mulai dari aborsi, perang, ekonomi, hingga krisis perumahan.
Delapan minggu sebelum pemungutan suara di Amerika Serikat, kandidat dari Partai Republik dan lawannya dari Partai Demokrat bertemu di panggung debat.
Pada awal debat, Harris dan Trump berjabat tangan setelah mereka diperkenalkan, mengakhiri delapan tahun berturut-turut tanpa jabat tangan di panggung debat presiden.
Menariknya, ini juga merupakan pertama kalinya kedua pemimpin bertemu, dan Harris memperkenalkan dirinya kepada Trump.
Ketika diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai perekonomian dan biaya hidup, sebuah isu yang selalu menjadi perhatian para pemilih, Harris berbicara tentang latar belakang kelas menengahnya dan rencananya untuk mendukung keluarga dan usaha kecil jika terpilih untuk menduduki jabatan tersebut.
Menargetkan Trump, dia mengatakan Trump akan memberikan pemotongan pajak kepada "miliarder dan perusahaan besar" dan juga mengingatkan pemirsa akan kondisi perekonomian saat dia meninggalkan perekonomian ketika Joe Biden mengambil alih. Harris pernah berkata, "Donald Trump tidak punya rencana untuk Anda."

Ketika perdebatan memanas, Trump mulai menargetkan Harris pada catatan pemerintahan Biden mengenai imigrasi. Harris menjawab, "Anda akan mendengar pedoman lama yang sama, serangkaian kebohongan, keluhan, dan penghinaan."
"Mari kita bicara tentang apa yang ditinggalkan Donald Trump kepada kita. Donald Trump meninggalkan kita dengan pengangguran terburuk sejak depresi besar. Donald Trump meninggalkan kita dengan epidemi kesehatan masyarakat terburuk dalam satu abad. Donald Trump meninggalkan kita dengan serangan terburuk terhadap demokrasi kita sejak Perang Saudara. Dan apa yang kami lakukan adalah membereskan kekacauan Donald Trump,” katanya.
Baca Juga: Soroti Debat Capres AS, Paus Fransiskus: Donald Trump dan Kamala Harris Menentang Kehidupan
Pada satu titik, Trump beralih ke serangan pribadi. “Dia seorang Marxis. Ayahnya seorang Marxis.” Harris terlihat tersenyum sepanjang acara. Mantan Presiden tersebut mengeluh bahwa dia tidak mendapatkan cukup pujian atas “pekerjaan besar” selama pandemi Covid. “Kami melakukan pekerjaan yang fenomenal dalam menangani pandemi ini,” katanya dilansir dari NDTV, Minggu (15/9/2024).