Suara.com - Perayaan Hari Nasional di Meksiko yang seharusnya menjadi momen penuh kegembiraan mendadak dibatalkan setelah kekerasan yang terjadi di Sinaloa menewaskan 12 orang.
Bentrokan antara dua kelompok kartel narkoba terkuat, yang dikenal sebagai Los Mayos dan Los Chapitos, memicu gelombang kekerasan di wilayah tersebut.
Kekerasan ini dipicu oleh penangkapan Ismael "El Mayo" Zambada, pemimpin faksi Los Mayos, di Amerika Serikat. Zambada, yang diperkirakan berusia pertengahan 70-an, mengklaim dirinya diculik oleh salah satu anggota senior Los Chapitos sebelum diterbangkan secara paksa melintasi perbatasan AS.
Gubernur Sinaloa, Ruben Rocha Moya, mengumumkan langkah-langkah pencegahan dengan menutup sekolah-sekolah di wilayah tersebut.
Baca Juga: Pertempuran Sengit di Timur Ukraina, Rusia Intensifkan Serangan di Kurakhove dan Pokrovsk
“Kami harus terus menjaga keamanan anak-anak dan kaum muda,” kata Rocha, yang khawatir dengan situasi keamanan yang semakin memburuk.
Tidak hanya sekolah yang terkena dampak, transportasi di ibu kota negara bagian Culiacan juga beroperasi dengan kapasitas terbatas. Banyak warga memilih untuk tetap berada di rumah demi keselamatan mereka.
Sejak penangkapan Zambada, pemerintah federal Meksiko telah mengirimkan lebih dari 500 tentara khusus ke wilayah tersebut untuk memulihkan ketertiban.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador yang sedang dalam masa jabatannya menegaskan bahwa militer berusaha keras untuk menjaga agar kekerasan tidak semakin meluas dan melindungi penduduk sipil dari dampak konflik antar kartel ini.
Baca Juga: Muncul Permintaan Penyelidikan Peran Selandia Baru dalam Perang di Gaza