Perdana di Indonesia, Apakah Tol Bawah Laut di IKN Aman?

Jum'at, 13 September 2024 | 19:36 WIB
Perdana di Indonesia, Apakah Tol Bawah Laut di IKN Aman?
Ilustrasi Tol Bawah Laut, Dok. Bay oasis – in-indonesia.com
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ibu Kota Nusantara (IKN), di Kalimantan Timur disebut segera memiliki Jalan Tol Bawah Laut. Presiden Joko Widodo akan membangun proyek tersebut sebelum lengser pada Oktober 2024.

Jalan tol Bawah Laut ini bahkan menjadi yang pertama di Indonesia. Tak main-main, proyek jalan tol bawah laut ini diperkirakan akan menelan biaya hingga Rp 6 Triliun.

Sekilas memang sedikit memacu adrenalin, pasalnya Jalan Tol bawah Laut atau immersed tunnel ini terdengar cukup mengerikan.

Sebelumnya diketahui, immersed tunnel ini merupakan terowongan tabung benam, terowongan ini berada di bawah air yang terdiri dari beberapa segmen ruang kedap air, dan dibangun melayang.

Baca Juga: Daftar Harta Kekayaan Aida Suwandi Budiman, Anggota Dewan Komisioner LPS yang Baru Dilantik Jokowi

Pembangunan ini memang membutuhkan kehati-hatian, terlebih Indonesia baru pertama kalinya membangun proyek Jalan Tol Bawah Laut.

Struktur terowongan bawah laut Indonesia harus dipastikan benar-benar kedap air, sehingga aman untuk dilalui oleh berbagai jenis kendaraan.

Kondisi batimetri juga perlu diperhatikan, agar Ketika box ditenggelamkan, terowongan dapat duduk dengan baik.

Pembangunan terowongan bawah laut ini memakan anggaran yang tidak sedikit. Meskipun begitu sebanding dengan kelebihan yang ditawarkan.

Seperti contohnya, metode perawatan terowongan bawah air ini cukup mudah, pembangunan immersed tunnel tidak membutuhkan ruang yang panjang, gangguan terhadap lingkungan relatif lebih sedikit dibandingkan jembatan konvensional.

Baca Juga: Sidang Kabinet Paripurna Terakhir Digelar di IKN, Jokowi dan Prabowo Sampaikan Sejumlah Hal

Salah satu tujuan dibangunnya immersed tunnel di IKN ini adalah untuk melindungi bekantan, fauna dan flora endemik yang ada di sekitar Teluk Balikpapan.

Oleh karenanya, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tidak akan membangun jembatan yang secara fisik akan mengubah morfologi lingkungan.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI