Rusia Usir 6 Diplomat Inggris, Tuduh jadi Mata-mata hingga Lakukan Sabotase

Bella Suara.Com
Jum'at, 13 September 2024 | 19:32 WIB
Rusia Usir 6 Diplomat Inggris, Tuduh jadi Mata-mata hingga Lakukan Sabotase
Vladimir Putin [Xinhua]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Layanan keamanan Rusia, FSB, pada Jumat mengumumkan pencabutan akreditasi enam diplomat Inggris di Moskow dengan tuduhan terlibat dalam aktivitas mata-mata dan sabotase. Langkah ini disebut sebagai respons terhadap berbagai tindakan tidak bersahabat yang dilakukan Inggris terhadap Rusia.

Dalam pernyataannya, FSB menyebut bahwa ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan diplomat-diplomat tersebut dalam upaya meningkatkan ketegangan politik dan militer, serta berupaya memastikan kekalahan strategis Rusia dalam perang dengan Ukraina.

"Dokumen yang ditemukan memberi alasan kuat untuk mempertimbangkan aktivitas diplomat Inggris sebagai ancaman terhadap keamanan Federasi Rusia," ungkap FSB dalam pernyataannya.

Inggris menolak keras tuduhan ini, menyebutnya sebagai tindakan balas dendam setelah pengusiran atase pertahanan Rusia dari London pada Mei lalu. Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris menegaskan bahwa tuduhan tersebut "sepenuhnya tidak berdasar."

Baca Juga: Pertempuran Sengit di Timur Ukraina, Rusia Intensifkan Serangan di Kurakhove dan Pokrovsk

“Kami tidak akan meminta maaf atas upaya kami melindungi kepentingan nasional,” ujar juru bicara tersebut.

FSB juga mengancam bahwa mereka akan meminta diplomat Inggris lainnya untuk pulang lebih awal jika ditemukan terlibat dalam kegiatan serupa. Diplomat-diplomat tersebut bahkan disebutkan namanya dalam siaran televisi negara Rusia, dengan gambar mereka ditampilkan untuk publik.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menuding aktivitas Kedutaan Besar Inggris di Moskow sudah jauh melampaui batas konvensi diplomatik, dan menyebutnya sebagai kegiatan yang dirancang secara sengaja untuk merugikan rakyat Rusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI