Suara.com - Komnas Perempuan telah menerima laporan terkait dugaan kekerasan fisik yang dialami pegawai Brandoville Studios game, Christa Sydney, oleh bosnya Cherry Lai. Kasus tersebut mulanya viral di media sosial hingga menjadi trending topic di X.
Korban tercatat melapor ke Komnas Perempuan pada 9 September 2024.
"Saat ini dalam proses untuk verifikasi dan mengetahui kebutuhan korban," kata Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah dalam keterangannya, Jumat (13/9/2024).
Serangkaian bukti dugaan aksi bullying, pelecehan, hingga pemotongan gaji yang tersimpan di Google Drive telah tersebar luas di media sosial. Salah satunya dibagikan oleh animator Ryan Andriandy yang sempat berkomunikasi langsung dengan korban lewat pesan Instagram.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Bagi Predator Seksual, Komnas Perempuan Dorong Para Korban Berani Speak Up: Laporkan!
Dikatakan bahwa korban telah membuat laporan ke polisi. Hanya saja, belum diproses lebih lanjut karena kabarnya Cherry Lai dan suaminya telah pergi ke luar negeri.
Siti Aminah menyampaikan, Komnas Perempuan mendukung upaya korban dalam mencari keadilan.
"Komnas Perempuan mendukung langkah dari korban untuk mengklaim keadilannya dan meminta kepolisian untuk menyelidiki dugaan penganiayaan tersebut agar tidak terjadi impunitas juga membenarkan kultur kerja yang penuh dengan kekerasan," tuturnya.
Lebih lanjut, dia juga mendorong Dinas Pengawasan Tenaga Kerja juga harus ambil sikap terkait kasus tersebut dengan melakukan pemeriksaan ketaatan perusahaan dalam memenuhi berbagai ketentuan peraturan ketenagakerjaan, termasuk keselamatan dan keamanan para pekerja
"Mengingat dugaan penganiayaan dan perudungan terjadi sejak 2022 dalam relasi kerja, maka Dinas Pengawasan Tenaga Kerja seharusnya melakukan pemeriksaan," ujar Siti.
Baca Juga: Kaum Hawa Masih jadi Objek Kekerasan Seksual, Komnas Perempuan 'Kuliti' Mindset Laki-laki
Di media sosial turut beredar isi pesan karyawan Cherry Lai yang curhat alami perlakuan rasis, kekerasan hingga pemaksaan kerja. Bahkan ada salah seorang karyawan yang mengaku pernah terpaksa pulang jam tiga pagi demi memenuhi tuntutan perusahaan, padahal kondisinya tengah hamil.
Makin memprihatinkan, beberapa karyawan juga diminta untuk membenturkan kepala ke dinding serta menampar muka sendiri. Utas mengenai dugaan kekerasan serta aksi bullying Brandoville Studios mendapat beragam kecaman netizen.