Krisis Air Bersih Duri Kosambi; Bikin Warga Hipertensi, Tapi Tetap Bayar Abonemen PAM

Jum'at, 13 September 2024 | 08:30 WIB
Krisis Air Bersih Duri Kosambi; Bikin Warga Hipertensi, Tapi Tetap Bayar Abonemen PAM
Ilustrasi aliran air bersih terhenti. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Krisis air bersih di lingkungan RT 05/RW 01, Duri Kosambi, Jakarta Barat (Jakbar) bikin tensi darah warga naik. Pasalnya mereka harus menunggu untuk menampung air PAM yang hanya mengalir dari tengah malam hingga subuh.

Apabila tidak begadang, warga terpaksa merogoh kocek lebih dalam hanya untuk membeli air bersih, lantaran Air PAM di rumah mereka sudah tidak lagi mengalir sejak 5 tahun belakangan.

Seorang warga RT 05, Supriyati (61) mengatakan, untuk memenuhi suplai air bersih terpaksa membeli air galon isi ulang.

"Satu galon yang keliling Rp 7 ribu," kata Supriyati saat dikonfirmasi, Jumat (13/9/2024).

Baca Juga: Pipa Air PAM Bocor di Jalan Satrio, Perkantoran di Kuningan Beli Air Galon Buat MCK

Supriyati mengungkapkan, banyak warga yang harus begadang untuk menampung air PAM.

Sebab air bersih dari perusahaan air minum daerah itu yang hanya dialirkan ke pemukiman warga mulai lewat tengah malam, sekitar jam 01.00 hingga menjelang azan subuh, sekira jam 04.00 WIB.

Akibat kebiasan yang tidak sehat tersebut, berakibat kepada warga yang kesehatannya terganggu.

"Kebetulan, kalau saya ada kegiatan pos minggu, saya cek tensinya warga. Mereka bilang ‘saya tadi malem nggak bisa tidur, nungguin air dari jam 01.00 WIB sampai jam 03.00 WIB, jam 02.00 WIB sampai jam 04.00 WIB, makanya tensinya naik’. Kebetulan saya salah satu anggota PKK juga," jelasnya.

Keluhan krisis air bersih di perkampungannya bukan hal baru.

Baca Juga: Pipa Bocor, Air PAM Warga Jakarta di Sejumlah Titik Keruh

Krisis air bersih sudah terjadi sejak 5 tahun lalu, meski demikian warga belum mendapat jawaban atas permasalahan yang dialaminya.

Supriyati mengatakan, pihak PAM sempat membetulkan pipa instalasi, namun hingga kini warga masih kesulitan dalam memperoleh air bersih.

Walau tak memperoleh air bersih dengan layak, namun warga masih tetap harus membayar tagihan PAM walau hanya berupa abonemen.

"Iya tetap (bayar) abonemen-nya. Kalau saya tuh karena tidak dimanfaatkan soalnya enggak keluar ya, bayar Rp 15 ribu atau Rp 10 ribu kadang kurang, karena sama sekali nggak keluar," katanya.

Ia berharap permasalahan ini bisa cepat dicarikan solusinya karena, tidak semua warga memiliki mesin pompa untuk air tanah.

Kemudian, akibat terputusnya suplai air bersih pengeluaran warga menjadi lebih besar karena harus membeli air galon, dan menggunakan jas laundry untuk mencuci pakaian.

"Harapan saya sih air bersih PAM ini mencukupi untuk semua wilayah," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI