Laboratorium Wuhan Kembangkan Vaksin untuk 'Pandemi Masa Depan', Janjikan Perlindungan Universal

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Jum'at, 13 September 2024 | 04:25 WIB
Laboratorium Wuhan Kembangkan Vaksin untuk 'Pandemi Masa Depan', Janjikan Perlindungan Universal
Ilustrasi Vaksin (Pexels/Polina Tankilevitch)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Institut Virologi Wuhan di Tiongkok, yang telah melakukan penelitian ekstensif terhadap virus corona kelelawar, telah menghadapi kontroversi dan pengawasan dari berbagai negara, termasuk AS, terkait dugaan kebocoran laboratorium yang berkontribusi terhadap pandemi COVID-19.

Kini, para ilmuwan di institut tersebut telah mengembangkan nanovaksin baru yang menunjukkan janji dalam memberikan perlindungan universal terhadap semua varian utama Covid-19 dan potensi mutasi virus corona di masa mendatang, South China Morning Post melaporkan.

Menurut tim peneliti, vaksin saat ini telah memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran Sars-CoV-2 dan mengurangi angka kematian. Namun, mereka percaya bahwa vaksin yang ada tidak memiliki perlindungan universal terhadap semua varian virus. Jadi, mereka mengembangkan vaksin COVID-19 universal dengan menggabungkan epitop virus corona (bagian spesifik antigen yang memicu respons imun) dengan protein darah feritin.

Kombinasi ini menciptakan vaksin nanopartikel intranasal yang menunjukkan janji dalam melindungi beberapa varian Sars-CoV-2, termasuk Delta, Omicron, dan WIV04. Strain WIV04 merujuk pada varian awal Sars-CoV-2 yang awalnya terdeteksi di Wuhan, kota di Tiongkok bagian tengah tempat pandemi Covid-19 pertama kali muncul.

Baca Juga: Kemelut di Tubuh Timnas China, Untungkan Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia

''Pandemi yang sedang berlangsung dan di masa mendatang yang disebabkan oleh varian dan mutasi Sars-CoV-2 menggarisbawahi perlunya vaksin efektif yang memberikan perlindungan spektrum luas,'' tulis para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal ACS Nano yang ditinjau sejawat pada bulan Juni.

''Nanovaccine buatan kami yang menargetkan epitop yang dilestarikan dari antibodi penetral yang sudah ada sebelumnya dapat berfungsi sebagai kandidat yang menjanjikan untuk vaksin Sars-CoV-2 universal,'' makalah tersebut menambahkan.

Ilustrasi vaksin covid Astrazeneca (Freepik)
Ilustrasi vaksin covid Astrazeneca (Freepik)

Sementara tingkat risiko global COVID-19 telah menurun secara signifikan, para peneliti memperingatkan bahwa mutasi virus yang sedang berlangsung akan terus menghasilkan varian baru, beberapa di antaranya mungkin memiliki peningkatan penularan dan berpotensi memicu wabah di masa mendatang atau bahkan pandemi global lainnya.

Itulah sebabnya tim percaya bahwa nanovaccine menawarkan "platform vaksin yang sangat baik" dan memiliki respons imun yang tahan lama.

Nanovaksin pertama kali diuji pada tikus, yang menunjukkan hasil yang menjanjikan. Tikus yang menerima nanovaksin, diikuti oleh dua suntikan penguat dalam waktu 42 hari, menunjukkan kadar antibodi Imunoglobulin G (IgG) yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Baca Juga: Justin Hubner Optimis Timnas Indonesia Bisa Amankan Poin di Markas China

Ketika tikus yang divaksinasi terpapar berbagai varian virus corona, termasuk Omicron dan Delta, mereka menunjukkan peningkatan resistensi terhadap gejala paru-paru yang disebabkan oleh virus, yang menunjukkan kemanjuran perlindungan vaksin terhadap berbagai jenis virus.

Vaksin nanopartikel “memiliki potensi kemampuan perlindungan sebagai vaksin spektrum luas terhadap berbagai [virus corona]”, tulis tim tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI