Suara.com - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Kemenkes RI Azhar Jaya tak ambil pusing telah dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Komite Solidaritas Profesi.
Selain Azhar, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga turut dilaporkan terkait dugaan penyebaran berita bohong mengenai kematian peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP).
"Kan sudah ditolak sama Bareskrim, biarin aja, ngapain sih pusing-pusing," kata Azhar ditemui di Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Mengenai kasus dugaan bullying yang menimpa calon dokter spesialis mendiang Aulia Risma, Azhar menegaskan bahwa Kemenkes telah lakukan investigasi. Serta sejumlah bukti telah diberikan kepada kepolisian mengenai indikasi perundungan di PPDS Undip.
Baca Juga: Babak Baru Kasus Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, Saksi-saksi Mulai Diperiksa
"Tinggal nunggu pengumuman aja dari kepolisian. Kan semua buktinya sudah di sana," ujarnya.
Azhar memastikan bahwa Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim juga Kapolri akan mengungkap kasus tersebut dengan jelas.
Berdasarkan investigasi Kemenkes, perundungan di PPDS spesialis anastesi Undip terjadi dengan dugaan permintaan uang sebanyak Rp 20-40 juta per bulan, di luar biaya pendidikan resmi. Berdasarkan kesaksian, permintaan itu berlangsung sejak almarhumah masih menjalani kuliah semester satu atau sekitar Juli hingga November 2022.
Permintaan itu yang diduga menjadi pemicu awal mendiang mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga adanya pungutan di luar akademik dengan nominal besar.
Azhar menyampaikan bahwa Kemenkes telah menyerahkan sejumlah bukti aksi perundungan tersebut ke polisi.
Baca Juga: Menko PMK: Polisi Kantongi Bukti Bullying Di Kasus Dokter PPDS Undip Aulia Risma
"Mulai dari WA, terus bukti foto-foto dan sebagainya, saya rasa cukup lah. Transfer rekening dan sebagainya," ucap Azhar.