Suara.com - Paus Fransiskus menyampaikan seruan agar pekerja migran, yang sering kali terpinggirkan, mendapatkan upah yang adil dan layak dalam kunjungannya ke Singapura, pada Kamis, .
Paus berusia 87 tahun itu menekankan pentingnya perlindungan terhadap martabat para pekerja migran dalam pidatonya di hadapan pemerintah, kelompok sipil, dan pejabat tinggi setempat.
"Pekerja ini memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat dan harus dijamin upah yang layak," ujar Paus, menggarisbawahi pentingnya perhatian khusus untuk menjaga kesejahteraan para pekerja migran.
Menurut data Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), ada sekitar 170 juta pekerja migran di seluruh dunia, yang mencakup sekitar lima persen dari tenaga kerja global. Banyak dari mereka bekerja di kota-kota besar seperti Dubai, Doha, dan Singapura, yang mengalami pertumbuhan pesat berkat tenaga kerja murah.
Baca Juga: Cek Fakta: Paus Fransiskus Berdansa dengan Seorang Wanita Setelah Pulang dari Indonesia
Di Singapura sendiri, sekitar 300.000 pekerja migran bergaji rendah bekerja dalam berbagai sektor, meski sering kali menghadapi tantangan berupa perlindungan hukum yang minim dan kondisi hidup yang kurang layak.
Selama pandemi Covid-19, isu ini semakin mencuat ketika puluhan ribu pekerja migran dikurung di asrama-asrama, mengungkap sisi lain dari ketimpangan yang dialami oleh para pekerja asing di negara yang makmur tersebut.
Walaupun Paus Fransiskus tidak secara spesifik menyebutkan pekerja migran di Singapura, pesannya kemungkinan akan memicu diskusi tentang kesejahteraan pekerja di negara tersebut.
Selain menyerukan keadilan bagi pekerja migran, Paus juga memuji Singapura sebagai contoh kerukunan antarbudaya dan antaretnis, menyebut negara-kota tersebut sebagai "cahaya terang bagi dunia."
"Saya mendorong Anda untuk terus bekerja demi persatuan dan persaudaraan umat manusia serta kebaikan bersama semua orang dan semua negara," tambah Paus Fransiskus.
Baca Juga: Menerka Mobil yang Dipakai Paus Fransiskus saat Kunjungan ke Singapura, Bakal Gunakan Toyota Lagi?
Kunjungan ini merupakan bagian dari tur maraton Asia-Pasifik Paus, di mana ia terus mengangkat isu-isu sosial yang relevan bagi komunitas global.