Suara.com - Seorang aktivis Amerika Serikat keturunan Turki ditembak mati oleh pasukan Israel beberapa waktu lalu, di wilayah Tepi Barat. Hal itu mendapatkan reaksi dari Presiden AS Jow Biden.
Menurut orang nomor satu di Amerika, peristiwa penembakan yang dilakukan oleh penembak jitu asal Israel kepada aktivis Amerika merupakan bagian dari kecelakaan.
"Tampaknya itu adalah sebuah kecelakaan, benda itu memantul ke tanah dan dia terkena secara tidak sengaja. Saya sedang mempelajarinya sekarang," kata Biden kepada wartawan, dilansir dari Antara, Rabu (11/9/2024).
Aysenur Ezgi Eygi, 26 tahun, ditembak mati oleh pasukan Israel pada Jumat (6/9) saat melakukan protes atas pemukiman ilegal Israel di Beita, sebuah kota di luar Nablus di Palestina.
Baca Juga: Debat Panas Pilpres AS: Kamala Harris Klaim AS Tanpa Pasukan di Zona Konflik, Benarkah?
Tentara Israel pada Selasa mengatakan sangat mungkin bahwa Eygi secara tidak langsung dan tidak sengaja terkena tembakan dari pasukannya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinke mengatakan pembunuhan Eygi oleh Israel tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima.
Eygi lahir di Antalya, Turki pada 1998. Dia lulus pada Juni dari Universitas Washington, tempat dia belajar psikologi serta bahasa dan budaya Timur Tengah.
Eygi tiba di Tepi Barat pada Selasa lalu untuk menjadi sukarelawan Gerakan Solidaritas Internasional sebagai bagian dari upaya untuk mendukung dan melindungi petani Palestina.
Gubernur Nablus Ghassan Daghlas, pada Sabtu (7/9) mengatakan hasil otopsi menunjukkan bahwa penyebab kematian Eygi adalah luka tembak di kepala.
Baca Juga: Dibocorkan sang Adik, Nikita Willy Bakal Terbang ke AS untuk Melahirkan Anak Kedua
Direktur Rumah Sakit Rafidia di Nablus, Fouad Nafaa, mengatakan bahwa sang aktivis akhirnya meninggal dunia meski tim medis telah berupaya menyelamatkan jiwanya. [Antara].