Suara.com - Penerapan kabinet zaken di Indonesia seperti yang sedang diwacankan Prabowo Subianto dinilai memiliki implikasi yang kompleks. Di satu sisi, kabinet zaken dapat memberikan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien.
Namun, di sisi lain, kabinet zaken juga dapat menimbulkan masalah dalam hal representasi dan akuntabilitas
Indonesia pernah menerapkan zaken kabinet ini di masa lalu. Yakni di masa demokrasi liberal pada tahun 1957 yang tidak lain adalah kabinet Djuanda.
Zaken kabinet sendiri adalah kabinet berbasis keahlian, diharapkan mampu membawa pemerintahan yang lebih profesional dengan memastikan setiap posisi strategis diisi oleh sosok yang ahli di bidangnya.
Baca Juga: Prabowo Lantik 500 Komcad Di Banjarbaru Kalsel: Untuk Bantu Jaga IKN
Kabinet zaken memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penerapan kabinet zaken di Indonesia perlu mempertimbangkan konteks politik dan sosial yang ada.
Berikut keunggulan sistem Zaken Kabinet :
Dinilai Efisien
Para menteri yang dipilih berdasarkan keahlian dan kompetensi di bidangnya memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. Mereka dapat langsung bekerja tanpa perlu melalui proses negosiasi yang panjang dengan partai politik.
Lebih Stabil
Baca Juga: Bamsoet Ungkap Obrolan soal Jumlah Menteri Prabowo Sebanyak 44, PAN Disebut Dapat Jatah 5 Kursi
Kabinet zaken cenderung lebih stabil dibandingkan kabinet koalisi yang seringkali diwarnai oleh perselisihan antar partai. Stabilitas ini penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Orientasi Pada Kepentingan Nasional
Kabinet zaken bisa lebih berorientasi pada kepentingan nasional daripada kepentingan kelompok atau partai politik tertentu. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih objektif dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak.
Menteri Punya Keahilan Spesifik
Para menteri yang dipilih berdasarkan keahliannya dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk masalah-masalah yang kompleks, terutama di bidang ekonomi dan pembangunan.