SD YPPGI Nabire Papua Tengah Dipalang OTK, Siswa Terpaksa Belajar Di Emperan Sekolah

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 10 September 2024 | 15:30 WIB
SD YPPGI Nabire Papua Tengah Dipalang OTK, Siswa Terpaksa Belajar Di Emperan Sekolah
SD YPPGI Nabire Papua Tengah Dipalang OTK, Siswa Terpaksa Belajar Di Emperan Sekolah. (Suara.com/Elias Douw)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nasib miris dialami para siswa SD Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja-Gereja Injili (YPPGI) yang berada di lokasi Karang Mulia, Nabire, Papua Tengah. Mereka terpaksa belajar di emperan sekolah karena tempat mereka belajar sehari-hari dipalang orang tidak di kenal alias OTK pada Senin 9/9/2024 pukul 9.00 WIB malam.

Kepala SD YPPGI Irma Yanti Pebriani Purba mengatakan, bahwa pintu sekolah mereka kini dipalang menggunakan papan kayu.

"Kami tidak tahu motivasinya apa, kenapa dipalang kami tidak tahu. Tetapi kondisi hari ini kami sangat menganggu untuk melakukan aktivitas belajar dan mengajar," ujar Irma kepada Suara.com, Selasa (10/9/2024).

Dia pun berharap siapapun pelakunya untuk bicara baik-baik terkait maksud dan tujuan memalang pintu sekolah.

Baca Juga: Akun Fufufafa Diduga Gibran Komentar Rasis ke Warga Papua, Veronica Koman Murka!

"Kita bisa bicara baik-baik," ucap Irma.

Dia mengajak agar pelaku datang ke sekolah untuk berbicara secara kekeluargaan. Bila dengan cara diam-diam seperti ini, maka akan mengganggu aktivitas belajar dan mengajar dan mengancam masa depan siswa.

Irma mengaku sama sekali tidak tahu siapa orang yang memalang pintu sekolah mereka.

"Tetapi ada orang yang dengar toki-toki pada rumah sekolah kejadiannya jam 9 malam, tetapi kepastian oknumnya kami tidak tahu," katanya.

Meski ada kejadian itu, Irma memastikan proses belajar mengajar akan tetap dilakukan meski tidak maksimal. Di mana anak-anak belajar di emperan atau teras sekolah.

Baca Juga: KPU Papua Tengah Nyatakan Paslon MeGe Lolos Tes Kesehatan Dan Memenuhi Syarat

Bagian pintu sekolah tampak dipasang balok kayu yang dipaku. Irma mengaku pihaknya tidak akan membuka dan akan melakukan aktivitas belajar mengajar di emperan hingga pelaku datang memberikan penjelasan.

"Kami pihak sekolah tidak akan membuka, tetapi kami ingin tahu siapa orangnya pelakunya. Kami tetap masih aktivitas seperti ini sampai pelakunya datang, kami akan bertindak sesuai hukum yang berlaku," katanya menambahkan.

Reporter : Elias Douw

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI