Suara.com - Bulan Rabiul Awal kembali hadir menyapa umat Islam. Bulan yang penuh berkah ini menjadi momentum istimewa bagi seluruh umat untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar perayaan biasa, melainkan sebuah refleksi mendalam akan perjalanan hidup Rasulullah sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.
Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada hari Senin, 16 September 2024. Perayaan Maulid Nabi juga biasa diperingati dengan khutbah Jumat yang berisikan pesan-pesan tentang Nabi Muhammad. Melalui khutbah Jumat ini, kita akan bersama-sama merenungi hikmah dan pelajaran berharga yang dapat diambil dari peristiwa agung kelahiran Nabi.
Simak teks khutbah Jumat hikmah Maulid Nabi, dikutip dari NU Online, Selasa (10/9/2024), dengan sedikit perubahan.
Ma’asyiral Muslimin Hafidzakumullah
Baca Juga: Sambut Libur Long Weekend! Tanggal Merah September 2024 Sudah Dekat!
Bulan Rabiul Awal telah tiba, membawa serta momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia: peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia. Perayaan Maulid bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan cerminan cinta kita terhadap Rasulullah SAW yang telah membawa cahaya kebenaran dan pedoman hidup melalui akhlak yang mulia.
Dalam QS. Al-Hujurat: 14, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa." Firman ini mengingatkan kita bahwa jalan menuju kemuliaan di sisi Allah terletak pada ketaqwaan dan akhlak yang baik, sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Di berbagai daerah, peringatan Maulid diwarnai dengan tradisi yang unik. Di Yogyakarta dan Surakarta, ada Sekaten, sementara di Banjar dikenal dengan Baayun Maulid. Setiap tradisi ini adalah wujud dari rasa cinta dan penghormatan umat Islam kepada Rasulullah. Acara-acara ini juga menjadi sarana penting untuk mengenang kembali sosok Nabi, yang mungkin terlupakan di tengah hiruk-pikuk kehidupan duniawi.
Peringatan Maulid mengingatkan kita pada teladan utama yang diberikan oleh Nabi SAW. Allah SWT menegaskan dalam QS. Al-Ahzab: 21, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi kalian." Akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah menjadi contoh sempurna bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam peran sebagai pemimpin, pejabat, maupun masyarakat biasa.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia
Baca Juga: 3 Contoh Khutbah Jumat Bulan Rabiul Awal, Singkat dan Menyentuh Hati
Seorang pemimpin bisa saja lupa dengan kewajibannya kepada rakyat, atau pejabat lupa akan amanah yang diemban. Namun, melalui peringatan Maulid Nabi, kita diajak untuk merefleksikan kembali pentingnya moral dan akhlak dalam kehidupan. Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana sabdanya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Al-Baihaqi).
Akhlak yang baik adalah pondasi dari kehidupan yang harmonis. Dengan meneladani akhlak Nabi SAW, Islam menyebar dengan cepat di Jazirah Arab dan diterima dengan baik oleh berbagai kalangan. Nabi selalu mengutamakan kejujuran, kebaikan, dan keadilan tanpa memandang ras, keyakinan, maupun status sosial.
Saat ini, kita dihadapkan dengan banyak masalah sosial yang merusak moral masyarakat, dari korupsi hingga perilaku tidak etis lainnya. Media sering kali dipenuhi dengan berita tentang kemungkaran, seolah-olah kebaikan telah tersisih. Namun, kita tidak boleh putus asa. Dengan kembali meneladani Rasulullah SAW, kita dapat menemukan solusi untuk memperbaiki kondisi ini.
Rasulullah telah menunjukkan bagaimana mengelola negara dengan moral yang tinggi, keadilan, dan integritas. Dalam setiap tindakannya, beliau selalu menekankan pentingnya mengendalikan hawa nafsu, yang sering menjadi sumber kemungkaran. Sabda Nabi: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa." (HR. Amr bin al-‘Ash).
Hadirin Jumat yang berbahagia
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya menjadi lebih dari sekadar ritual tahunan. Ini adalah waktu untuk merenung, belajar dari kehidupan Nabi, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Semoga peringatan Maulid ini dapat mendorong kita untuk menjadi umat yang lebih baik, memperbaiki akhlak, dan menanamkan ketaqwaan dalam setiap langkah kehidupan.
Melalui keteladanan Nabi SAW, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih bermoral, adil, dan damai. Mari kita terus belajar dan mengamalkan ajaran beliau, sehingga keberkahan dan rahmat Allah SWT senantiasa menyertai kita.
Demikianlah khutbah jum’at kali ini. Semoga dengan peringatan maulid Nabi ini dapat membawa perubahan dalam tingkah laku kita. Peringatan maulid bukan hanya sekedar formalitas atau seremonial belaka.
Itulah teks khutbah Jumat hikmah Maulid Nabi yang bisa Anda gunakan. Semoga bermanfaat!