Israel Terus Bombardir Gaza, Sosok Ini Sebut Musuh Besar Netanyahu Adalah Iran dan Hizbullah

Andi Ahmad S Suara.Com
Selasa, 10 September 2024 | 02:30 WIB
Israel Terus Bombardir Gaza, Sosok Ini Sebut Musuh Besar Netanyahu Adalah Iran dan Hizbullah
Benjamin Netanyahu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ini terus melancarkan serangan dengan mengutus tentara zionis membombardir jalur Gaza, palestina.

Hal itu nampaknya mendapat peringatan dari Mantan anggota kabinet perang Benny Gantz. Menurutnya, Netanyahu seharunya mengalihkan fokus kepada Hizbullah dan perbatasan Lebanon (Iran).

Pasalnya kata dia, musuh sebenarnya saat ini adalah Iran dan Hizbullah. Bahkan, dia menegaskan bahwa saat ini momentum itu sudah terlambat.

“Kami mempunyai kekuatan yang cukup untuk menangani Gaza dan kami harus berkonsentrasi pada apa yang terjadi di utara,” kata Benny Gantz, berbicara di Washington.

Baca Juga: Krisis Kesehatan di Korsel, Mogok Dokter Magang Sebabkan Ribuan Pasien Kanker Terancam

“Waktunya bagi wilayah utara telah tiba dan sebenarnya saya pikir kita terlambat dalam hal ini,” tambah mantan panglima militer dan politisi berhaluan tengah tersebut.

Gantz mengatakan Israel telah melakukan kesalahan dalam mengevakuasi sebagian besar wilayah utara negara itu ketika permusuhan dengan Hizbullah berkobar setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza.

Seorang pria duduk di antara reruntuhan bangunan di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu (17/7/2024). ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/rwa.
Seorang pria duduk di antara reruntuhan bangunan di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu (17/7/2024). ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/rwa.

“Di Gaza, kita telah melewati titik penting dalam kampanye ini,” katanya. “Kami bisa melakukan apapun yang kami inginkan di Gaza.”

“Kita harus berusaha mencapai kesepakatan untuk mengeluarkan sandera-sandera kita, tetapi jika kita tidak bisa melakukannya dalam waktu dekat, dalam beberapa hari atau beberapa minggu, atau apa pun itu, kita harus pergi ke utara.”

“Kami mampu… menyerang negara Lebanon jika diperlukan,” katanya.

Baca Juga: Pertemuan 'Jaksa dan Terpidana' di Debat Capres AS 2024, Kamala Harris vs Donald Trump Siapa Yang Menang?

“Kisah Hamas adalah berita lama,” tambahnya, sambil mengatakan bahwa “kisah Iran dan proksinya di seluruh kawasan dan apa yang mereka coba lakukan adalah masalah sebenarnya.”

Gantz meninggalkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada bulan Juni karena kurangnya rencana pascaperang untuk Gaza.

Serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober mengakibatkan kematian 1.205 orang, sebagian besar warga sipil, termasuk beberapa sandera yang terbunuh dalam penawanan, menurut angka resmi Israel. Mereka menyandera 251 sandera dalam serangan itu, 97 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 33 orang yang menurut militer Israel tewas.

Serangan balasan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 40.972 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga merujuk pada situasi di perbatasan Lebanon pada hari Minggu selama tur di Koridor Netzarim di Gaza tengah, dan mengatakan kepada pasukan “kami bersiap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di utara.”

“Pergeseran pusat gravitasi bisa terjadi dengan cepat dan juga bisa melibatkan Anda dalam waktu singkat,” kata Gallant, menurut pernyataan yang dikeluarkan kantornya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI