Suara.com - Sri Mulyani pernah mundur sebagai Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah skandal Bank Century terungkap.
Mundurnya Sri Mulyani itu mengejutkan publik mengingat sosoknya yang menjadi andalan dalam mengelola keuangan negara.
Dalam kuliah umum Kebijakan Publik dan Etika Publik yang ditaja Perhimpunan Pendidikan Demokrasi pada 18 Mei 2010, Sri Mulyani berpidato yang sangat menggetarkan. Dia secara terus terang mengungkapkan alasan pengunduran dirinya sebagai menteri.
"Kalau hari ini ada yang menanyakan, menyesalkan, menangisi, ada yang gelo, kenapa kok Sri Mulyani akhirnya memutuskan untuk mundur sebagai Menteri Keuangan," ujar Sri Mulyani dikutip dari Youtube Perhimpunan Pendidikan Demokrasi.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Kendala Ambisius RI Soal Transisi Energi
"Tentu ini adalah suatu kalkulasi di mana saya menganggap bahwa sumbangan saya atau apapun yang saya putuskan sebagai pejabat publik tidak lagi dikehendaki di dalam sistem politik di mana perkawinan kepentingan itu begitu sangat dominan dan nyata," lanjutnya lagi.
Menurut Sri Mulyani, banyak yang mengatakan perkawinan kepentingan itu adalah kartel, tapi dirinya lebih suka pakai kata kawin, walaupun jenis kelaminnya sama.
Dan di dalam sistem politik tidak menghendaki lagi atau dalam hal ini tidak memungkinkan etika publik bisa dimunculkan kata Sri Mulyani, maka untuk orang seperti dirinya akan sangat tidak mungkin untuk eksis.
Karena tutur Sri Mulyani, pada saat menerima tanggung jawab untuk menjadi pejabat publik ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak ingin menjadi orang yang akan mengkhianati dengan berbuat korup.
Sri Mulyani mengatakan tidak mudah bagi dirinya mengambil keputusan besar dalam hidupnya itu. Sebab itu sangat menyakitkan dirinya.
Baca Juga: Sri Mulyani Usul Anggaran Pendidikan 20 Persen Dikaji Ulang, DPR Menolak: Jangan Diutak-atik
"Saya tidak mengatakan itu gampang. Sangat painfull. Sungguh painfull sekali dan saya tidak mengatakan bahwa saya tidak pernah mencucurkan air mata untuk menegakkan prinsip itu karena ironinya begitu besar. Sangat besar," ujar dia.
"Anda memegang kekuasaan begitu besar, anda bisa, anda mampu anda bahkan boleh anda bahkan diharapkan untuk meng abuse nya oleh sekelompok yang sebetulnya menginginkan itu terjadi agar nyaman dan anda tidak mau. Pada saat yang sama anda tidak selalu diapresiasi," ucap dia lagi.
Di akhir pidatonya, Sri Mulyani mengatakan, mundurnya dari Menteri Keuangan bukanlah sebuah kekalahan. Justru sebaliknya, Sri Mulyani merasa menang.
"Apakah Sri Mulyani kalah? Apakah Sri Mulyani lari? Saya yakin banyak yang menyesalkan keputusan saya. Banyak yang menganggap itu adalah suatu lose atau kehilangan. Di antara semua yang ada di sini saya ingin mengatakan, bahwa saya menang. Saya berhasil," ujar dia.
Definisi kemenangan dan keberhasilan menurut Sri Mulyani adalah karena dirinya tidak didikte oleh siapapun termasuk orang-orang yang menginginkan dirinya berdiri di forum kuliah umum tersebut.
"Saya merasa berhasil dan merasa menang karena definisi saya tiga. Selama saya tidak mengkhanati kebenaran, selama saya tidak mengingkar nurani saya, dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka di situ saya menang," tegas Sri Mulyani.