Isu 'Jihad Cinta' Bikin Ratusan Muslim di India Diusir

Bella Suara.Com
Jum'at, 06 September 2024 | 20:00 WIB
Isu 'Jihad Cinta' Bikin Ratusan Muslim di India Diusir
Anggota kelompok muslim India di Nizamuddin, New Delhi memakai masker dan menenteng tas pada Selasa (31/3/2020) (Reuters).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mohammad Salim, 36, seorang ayah dari tiga anak perempuan, mengingat dengan ngeri saat kampanye kebencian meledak pada Mei 2023 di Purola, sebuah kota kecil yang tenang di negara bagian Uttarakhand, India.

Saat itu, toko pakaian milik Salim dijarah, memaksa keluarganya melarikan diri dan tinggal di akomodasi sederhana di Haridwar, sekitar 100 kilometer dari Purola.

"Jika saya tidak melarikan diri hari itu, mereka akan membunuh saya bersama keluarga saya," ungkapnya.

Sementara Salim berjuang untuk bertahan hidup, Rakesh Tomar, seorang aktivis nasionalis Hindu, justru merayakan pengusiran Muslim dari Purola.

Baca Juga: Miris! Bocah 14 Tahun Bunuh Pria Asal India, Keluarga Minta Keadilan

"Uttarakhand adalah tanah suci bagi umat Hindu," katanya.

Dia meyakini bahwa Muslim adalah ancaman bagi keyakinan dan tanahnya.

Kebencian terhadap Muslim di Uttarakhand meningkat tajam, terutama dipicu oleh teori konspirasi tentang "jihad cinta", tuduhan bahwa pria Muslim berusaha memikat wanita Hindu untuk mengislamkan mereka.

Konspirasi ini disebarkan oleh aktivis seperti Tomar, yang mendukung Partai Bharatiya Janata (BJP), partai nasionalis Hindu yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

Pada tahun lalu, serangan terhadap komunitas Muslim di Purola didahului oleh kampanye poster yang menuntut pengusiran mereka. Dari sekitar 10.000 penduduk Purola, hanya sekitar 500 orang Muslim, namun mereka dipaksa pergi, termasuk Salim yang kehilangan aset bernilai sekitar $60.000 akibat penjarahan.

Baca Juga: Kata Menkominfo Soal Adzan Maghrib Diganti Running Text di TV Saat Misa Paus

Tomar, yang memimpin pasukan anti-Islam, percaya bahwa Muslim berkonspirasi untuk merebut bisnis, tanah, dan wanita Hindu, meskipun tidak ada bukti yang mendukung klaim ini. Aktivisme seperti ini terus berkembang, sementara para pemimpin politik memanfaatkannya untuk meraih popularitas.

Indresh Maikhuri, seorang aktivis Hindu, memperingatkan bahwa perpecahan ini akan membawa konsekuensi yang mengerikan bagi masyarakat.

Bagi Salim, mimpi tentang kembali ke tanah kelahirannya masih hidup.

"Ini adalah tanah airku. Ke mana lagi aku harus pergi?" katanya, penuh harapan meski masih dihadapkan pada ketidakpastian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI