Dialami Faisal Basri, Dokter Ungkap Penyebab Serangan Jantung Bisa Sampai Merenggut Nyawa

Jum'at, 06 September 2024 | 09:01 WIB
Dialami Faisal Basri, Dokter Ungkap Penyebab Serangan Jantung Bisa Sampai Merenggut Nyawa
Mendiang ekonom Faisal Basri [YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom Faisal Basri dikabarkan meninggal dunia akibat sakit serangan jantung. Akademisi Universitas Indonesia itu rupanya telah dirawat di rumah sakit sejak Senin (2/9) lalu, kemudian meninggal pada Kamis (5/9) dini hari kemarin.

Serangan jantung memang bisa sebabkan kematian akibat terjadi kerusakan pada organ tersebut. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Vito Damay, Sp.JP(K)., menjelaskan bahwa kematian akibat serangan jantung biasanya disebabkan oleh kerusakan mendadak dan parah pada otot jantung.

"Ketika terjadi penyumbatan total atau sebagian pada arteri koroner, aliran darah ke otot jantung terhenti, menyebabkan kerusakan jaringan jantung," jelasnya kepada suara.com, dihubungi Kamis (5/9/2024).

Serangan jantung perlu segera dapat penanganan medis agar kerusakan tidak makin parah. Menurut dokter Vito, jika tidak segera ditangani, kerusakan jaringan pada jantung itu bisa memicu aritmia yang fatal. Aritmia merupakan gangguan irama jantung akibat korslet pada kelistrikan jantung.

Baca Juga: 5 Kritik Pedas Faisal Basri untuk Era Jokowi: Dari IKN Hingga Politik Kabinet

"Seperti fibrilasi ventrikel, yang menyebabkan jantung berhenti berdenyut efektif, dan pada akhirnya, kematian," katanya.

Kondisi lain yang menyebabkan serangan jantung bisa sampai merenggut nyawa juga karena adanya robekan pada katup jantung atau paru-paru terendam cairan.

"Akibat tumpukan cairan yang tersisa di jantung karena tidak kuat dipompa keseluruh tubuh," kata dokter Vito.

Dia menyebutkan bahwa faktor genetik bisa jadi salah satu penyebab seseorang lebih berisiko mengalami penyakit jantung, termasuk serangan jantung. Jika ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga, risiko anak-anak terkena penyakit yang sama juga cenderung lebih tinggi.

Dokter Vito mengingatkan, pola hidup sehat seperti menjaga pola makan, olahraga teratur, tidak merokok, dan mengontrol tekanan darah serta gula darah jadi cara untuk mengurangi risiko sakit jantung, meskipun ada faktor genetik.

Baca Juga: Sri Mulyani Kenang Faisal Basri: Indonesia Kehilangan Sosok dan Suara Jujur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI