Suara.com - Inilah Indonesia, dengan segala keberagamannya. Para umat menyiapkan berbagai outfit istimewa untuk Misa Agung bersama Sri Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno (GBK) pada Kamis (5/9/2024).
Mulai pukul 12.00 WIB, gelombang umat Katolik mulai memadati kompleks olah raga di Senayan, Jakarta.
Mereka tampil khas atau memberikan ciri sendiri berdasarkan kelompok sehingga mudah dibedakan dengan grup lainnya. Unsur kreativitas turut hadir, memberikan sentuhan khas yang seru untuk disimak.
![Topi khas Papua Tengah yang dikenakan seorang umat, Ende Mathius Wakerkwa [Suara.com/CNR ukirsari]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/05/71127-outfit-misa-gbk-suaradotcom-cnr-ukirsari-01.jpg)
Antara lain beberapa grup mengenakan rompi, atasan, bawahan, sampai kain tenun, batik, serta berbagai kain khas Nusantara.
Kemudian–mayoritas–adalah kaus dengan desain tersendiri. Seluruhnya menggambarkan sosok Paus Fransiskus, namun dalam gaya berbeda-beda.
Mulai diprint di kaus, sampai sulaman pada jaket atau kemeja.
![Sulaman siluet Sri Paus Fransiskus [Suara.com/CNR ukirsari]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/05/46195-outfit-misa-gbk-suaradotcom-cnr-ukirsari-02.jpg)
Ende Mathius Wakerkwa adalah seorang umat asal Nabire, Papua Tengah yang mengenakan busana kreasi khas daerahnya.
Yaitu kemeja bercorak Papua, celana panjang, ditambah topi dari kulit kayu, dengan ornamen cangkang keong, manik-manik, sampai seekor cenderawasih, atau bird of paradise.
“Rasa senang luar biasa karena ini pengalaman langka. Belum tentu dalam 35 tahun terjadi lagi,” papar Ende Mathius Wakerkwa.
Baca Juga: Misa Suci Bersama Sri Paus Fransiskus: Keberagaman Bahasa yang Menyatukan Iman
Senada ungkapan Budi, anggota Komunitas Pukat dari Keuskupan Denpasar, Bali.