20 Tahun Dalang Pembunuhan Tak Tersentuh, Usman Hamid Tuding Negara Tak Berniat Usut Kasus Munir

Kamis, 05 September 2024 | 17:44 WIB
20 Tahun Dalang Pembunuhan Tak Tersentuh, Usman Hamid Tuding Negara Tak Berniat Usut Kasus Munir
20 Tahun Dalang Pembunuhan Tak Tersentuh, Usman Hamid Tuding Negara Tak Berniat Usut Kasus Munir. [Suara.com/Rakha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia (AII), Usman Hamid mengingatkan pemerintah yang masih punya tanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Salah satu kasus yang belum terselesaikan ialah pembunuhan Munir Said Thalib

Akan tetapi, Usman menyayangkan tindakan negara yang seolah tak ada inisiatif mengungkap kebenarkan kasus munir yang telah berlalu 20 tahun.

"Kami ingatkan kembali tanggung kawab negara terhadap kasus pembunuhan pejuang HAM Munir. Kami juga menyayangkan tidak ada lagi inisiatif formal dari negara termasuk langkah hukum untuk menimbang dibuka kembali kasus ini," kata Usman dalam konferensi pers 20 Tahun Pembunuhan Munir di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dia menekankan bahwa pembunuhan Munir bukan kejahatan biasa. Sebab, kronologi kematiannya terjadi begitu sistematis, di mana Munir meninggal akibat minumannya diracun saat dalam perjalanan pesawat dari Jakarta ke Belanda menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Juga: Putri Munir Tagih Jokowi, Diva Suukyi Larasati: Selesaikan Janji Kalian ke Ibu Saya!

Sejumlah massa melakukan aksi unjuk rasa di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Sejumlah massa melakukan aksi unjuk rasa di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Usman menyebut ada keterlibatan petinggi negara, khususnya intelejen negara serta pihak maskapai penerbangan udara.

"Pembunuhan memang mungkin direncanakan satu orang, tapi perencanaan pembunuhan Munir tidak mungkin dilakukan oleh seseorang saja," ujarnya. 

Menurut Usman, motif pembunuhan Munir sulit dilepaskan dari perjuangannya mereformasi sistem militer dan demokrasi. Sebab, sebelum dibunuh, Munir sempat menyoroti Rancangan Undang-Undang TNI Tahun 2004 dan RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Tahun 2004.

“Kedua Undang Undang itu disahkan tidak jauh saat momen Munir dibunuh,” kata Usman.

Diketahui, Munir tengah melakukan perjalanan ke Belanda untuk menempuh pendidikannya di Universitas Utrecht, Amsterdam, Belanda, pada 2004. 

Baca Juga: Jejak Digital Silfester Dikuliti usai Maki-maki Rocky Gerung: Bela Kaesang hingga Dihukum Gegara Fitnah JK

Dia naik pesawat Garuda Indonesia GA-974 yang sempat melakukan transit di Bandara Changi, Singapura. Namun, Munir kemudian tewas dibunuh pada 7 September 2004 dalam penerbangan tersebut, tak lama setelah menenggang minuman. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI