Perhatiannya terhadap isu tersebut makin kuat setelah membaca data yang dirilis End Child Prostitution dimana sebanyak 43 persen anak-anak berusia di bawah 14 tahun jadi korban perdagangan manusia.
Perhatiannya dalam melawan prostitusi anak membuat Faye Simanjuntak pernah masuk sebagai finalis Children Peace Prize yang diadakan oleh Kids Rights di Den Haag, Belanda. Ketika itu usianya masih 15 tahun.
Dalam perkembangannya, selain melawan prostitusi anak, Faye juga turut aktif dalam membela hak-hak perempuan.
Ia bahkan sempat terlibat dalam kampanye menentang tes keperawanan dalam seleksi penerimaan tentara perempuan di lingkup TNI. Belakangan tes tersebut kemudian dihapuskan, tepatnya pada Agustus 2021.