Suara.com - Mantan Presiden Amerika Serikat dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, membuat pernyataan kontroversial terkait konflik Rusia-Ukraina.
Dalam sebuah wawancara yang dirilis Selasa di podcast Lex Fridman, Trump mengklaim memiliki rencana yang "pasti" untuk mengakhiri perang yang telah menelan ribuan korban jiwa tersebut.
Namun, Trump menegaskan bahwa rencana tersebut hanya akan diungkap jika ia memenangkan pemilihan presiden AS pada November mendatang.
“Saya punya rencana yang sangat teliti untuk menghentikan Ukraina dan Rusia. Tapi saya tidak bisa memberi tahu Anda rencana tersebut, karena jika saya melakukannya, mereka tidak akan berhasil,” ujar Trump dengan nada percaya diri.
Baca Juga: Amerika Serikat Klaim Israel Ingin Akhiri Perang di Jalur Gaza
Dia juga menambahkan bahwa elemen kejutan adalah kunci keberhasilan rencananya.
Pernyataan Trump ini mencerminkan strategi politiknya yang kerap kali memanfaatkan misteri dan kontroversi untuk menarik perhatian publik. Selama ini, Trump telah berulang kali dikritik karena sering memuji Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam wawancara yang sama, Trump memperingatkan bahwa krisis di Ukraina bisa berkembang menjadi “perang dunia ketiga,” dan menyatakan bahwa banyak konflik global yang memanas karena “Amerika tidak memiliki kepemimpinan.”
Sementara itu, pesaing utamanya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, tidak tinggal diam. Dalam Konvensi Nasional Demokrat bulan lalu, Harris dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan "berkolusi dengan tiran dan diktator" dan berjanji akan "berdiri kokoh bersama Ukraina" jika terpilih sebagai presiden.
Baca Juga: Ulasan Buku The Reckoning: Ungkap Kisah Kelam di Balik Sejarah Perang Dunia Kedua