Amerika Serikat Klaim Israel Ingin Akhiri Perang di Jalur Gaza

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 04 September 2024 | 14:25 WIB
Amerika Serikat Klaim Israel Ingin Akhiri Perang di Jalur Gaza
Arsip foto - Roket yang di tembakkan oleh Hizbullah ke permukiman Beit Hillel di Israel utara pada Kamis malam (1/8/2024). ANTARA/Anadolu/pri.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat mengklaim bahwa Israel akan menarik pasukan militer dari jalur Gaza, lantaran mereka ingin mengakhiri perang yang saat ini tengah terjadi sepanjang jalur zona Gaza dan Mesir.

Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, kesepakatan tersebut menyatakan IDF harus ditarik dari semua wilayah berpenduduk padat di tahap pertama, sesuai yang tertulis dalam proposal yang diajukan pada akhir Mei.

"Wilayah tersebut mencakup daerah berpenduduk padat di sekitar atau berdekatan dengan Koridor Philadelphi, atau tempat yang bersinggungan dengan wilayah berpenduduk padat itu," ujarnya.

Penyeberangan perbatasan Rafah terletak di Koridor Philadelph dan merupakan satu-satunya titik penyeberangan antara Gaza dan Mesir.

"... termasuk wilayah-wilayah di sepanjang koridor itu," kata Kirby.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (1/9) menegaskan tidak akan menarik pasukannya dari Koridor Philadelphi yang lebih luas. Langkah itu akan memungkinkan Israel mempertahankan kendali atas perbatasan Mesir-Gaza.

Koridor Philadelphi adalah jalur sempit sepanjang 14 kilometer yang disetujui Israel menjadi zona demiliterisasi selama penarikan pasukannya dari Gaza pada 2005.

Netanyahu melihat daerah itu sebagai "jalur hidup bagi Hamas," dan mengesampingkan penarikan pasukan Israel dari koridor tersebut, menurut stasiun penyiaran publik Israel, KAN.

Kirby mengatakan dia tidak akan "berdebat dengan perdana menteri, tentang apa yang dia katakan selama akhir pekan tentang Koridor Philadelphi."

Keinginan keras Netanyahu ini telah menyebabkan perpecahan besar dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang mengatakan kendali Israel atas koridor tersebut adalah “halangan tidak perlu yang telah kita terapkan pada diri kita sendiri.”

Baca Juga: Ulasan Buku The Reckoning: Ungkap Kisah Kelam di Balik Sejarah Perang Dunia Kedua

Menteri pertahanan itu menyinggung pemungutan suara Kabinet pekan lalu, saat semua anggota, kecuali Gallant, memilih untuk mempertahankan pasukan Israel di koridor tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI