Amnesty Internasional Berharap Paus Fransiskus Soroti Pelanggaran HAM Di Indonesia

Selasa, 03 September 2024 | 14:41 WIB
Amnesty Internasional Berharap Paus Fransiskus Soroti Pelanggaran HAM Di Indonesia
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menemui Paus Fransiscus. (Tangkapan Layar Instagram Menag Yaqut)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dia juga mengakatan pembangunan rumah ibadah harus didasari Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri 2006 mensyaratkan adanya persetujuan dari setidaknya 60 warga setempat, yang disahkan kepala desa dan mendapatkan rekomendasi tertulis departemen Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama.

Proses ini, lanjut Usman, memiliki potensi konflik di daerah-daerah di mana umat minoritas menghadapi penolakan dari masyarakat setempat.

Kemudian pada 5 Mei 2024, Usman menyebut sekelompok massa yang dipimpin oleh kepala RT setempat menyerang sejumlah mahasiswa Katolik yang menggelar acara Doa Rosario di sebuah rumah di Tangerang Selatan.

"Mereka memaksa para peserta untuk tidak beribadah di rumah, melainkan di gereja," ujar Usman.

Pada 2 Juli 2024, pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyegel tempat ibadah jemaah Ahmadiyah.

Dengan begitu, AII berharap kunjungan Paus Fransiskus akan menyoroti isu-isu ini demi memastikan perlindungan kebebasan beragama di Indonesia.

“Kunjungan Sri Paus memiliki peran penting untuk mendorong Indonesia mengakhiri intoleransi dan diskriminasi terhadap semua kelompok minoritas. Kebebasan beragama merupakan hak yang dilindungi oleh konstitusi Indonesia,” kata Usman.

“Jaminan ini harus ditegakkan secara efektif, dengan undang-undang dan peraturan yang selaras dengan standar internasional hak asasi manusia.” tambah dia,

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia juga diharapkan busa menyoroti kondisi di Tanah Papua yang berkecamuk konflik dan hak-hak warga sipil di sana terus terancam.

Baca Juga: Selain Jokowi, Paus Fransiskus Juga Diagendakan Gelar Pertemuan Khusus Dengan Prabowo

“Tanah Papua, yang telah mengalami kekerasan selama puluhan tahun, harus menjadi perhatian. Eskalasi kekerasan, militerisasi, dan penindasan terhadap perbedaan pendapat di Papua telah mengakibatkan banyak korban sipil, pengungsian, dan krisis kemanusiaan yang membutuhkan perhatian mendesak,” tutur Usman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI