Suara.com - Moon Jae In, Mantan Presiden Korea Selatan dikabarkan terancam pidana penjara. Berita tersebut telah menjadi headline di berbagai media seluruh dunia. Mereka menguak alasan kenapa Moon Jae In dipenjara.
Pemberitaan kenapa Moon Jae In dipenjara santer terdengar sejak ia ditetapkan sebagai tersangka kasus suap. Ia diduga memberikan perlakuan istimewa kepada menantu laki-lakinya untuk mendapakan jabatan di sebuah maskapai penerbangan. Divisi kriminal 3 dari Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju, menyelidiki kasus tersebut sejak beberapa tahun lalu dan penyelidikan berproses sampai saat ini. Mereka menemukan potensi keterlibatan Moon dalam kasus suap tersebut.
Sebelum membahas kasus tersebut lebih lanjut, kita ketahui terlebih dahulu siapa Moon Jae In.
Siapa Moon Jae In?
Baca Juga: Jokowi dan Presiden Korsel Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekosistem Industri Kendaraan Listrik
Moon Jae In adalah Presiden Korea Selatan terpilih di tahun 2017. Perjalanan menjadi Presiden dimulai dari sejak ia memasuki dunia politik dan menjadi dekat dengan Roh Moo-hyun.
Moon dan Roh menjadi tokoh terkemuka dalam gerakan pro-demokrasi yang melanda negara itu dan menjadi penggerak pemilihan demokratis pertama Korea Selatan pada tahun 1987. Berbeda dengan Roh yang berasal dari keluarga petani sederhana dan akhirnya memasuki dunia politik, Moon memilih untuk tinggal di Busan dan melanjutkan perjuangan melalui pengadilan.
Pada tahun 2003, Roh terpilih sebagai presiden; Moon menjadi salah satu pembantu utamanya - membuatnya mendapat julukan "Bayangan Roh". Pada masa kampanye tahun 2004, Moon, menurut mantan politisi Choi Nak-jeong, adalah sosok yang "sangat pemalu" dan "sangat canggung".
Moon memberikan pernyataan tertulis tahun 2011 berbunyi: "Saya selalu merasa tidak nyaman. Saya merasa bahwa pekerjaan itu tidak cocok untuk saya, seolah-olah saya mengenakan pakaian yang tidak pas. Saya selalu berpikir 'Saya akan kembali ke tempat saya, seorang pengacara'."
Selama masa pemerintahan Roh, Moon ditugaskan untuk menyingkirkan korupsi. Pekerjaannya bukannya tanpa kontroversi. Pada tahun 2007, Moon mendapat kecaman atas tuduhan bahwa pemerintah Presiden Roh saat itu telah berkonsultasi dengan Korea Utara sebelum abstain dari pemungutan suara PBB tentang resolusi hak asasi manusia terhadap Korea Utara pada tahun 2007. Moon membantah tuduhan tersebut.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Kunjungi Jokowi di Istana Merdeka, Kecantikan Ibu Negaranya Bikin Salfok!
Kemudian, pada tahun 2009, Roh bunuh diri, di tengah penyelidikan kasus korupsi. Tindakan bunuh dirinya telah menutup pemeriksaan, di mana ia diduga menerima suap sebesar $ 6 juta.
Moon sangat terpengaruh oleh kematiannya. Dalam memoarnya tahun 2011, dia menulis: "Ketika saya minum sedikit, saya kadang-kadang mengingat masa lalu saya. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri: 'Apa arti Roh Moo-hyun dalam hidup saya?'
Tampaknya dengan pemikiran ini, Moon, yang menikah dengan dua anak, memutuskan untuk meneruskan perjuangan Roh setelah kematian temannya itu. Moon pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2012, namun ia kalah tipis dari Park. Meskipun begitu, dia memenangkan kursi anggota parlemen di Busan.
Kemudian pada 9 Mei 2017, lebih dari dua dekade setelah dia membantu memimpin negara itu menuju pemilihan demokratis pertamanya, Moon terpilih sebagai presiden. Ia melakukan usaha rekonsiliasi dengan Korea Utara. Kesempatan itu datang pada Januari 2018.
Dalam pidato Tahun Barunya, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengumumkan negaranya mengambil bagian dalam Olimpiade Korea Selatan. Pembicaraan yang menyusul kemudian mengarah pada rencana untuk KTT antar-Korea ketiga dan untuk pembicaraan antara Presiden AS Trump dan Kim dalam beberapa bulan ke depan.
Pemulihan hubungan yang cepat dan sebagian besar tidak terduga dengan Korea Utara menandai kekuatan kepresidenan Moon. Disisi lain, tindakan tersebut mempertaruhkan citr politik Moon.
Dalam sebuah buku yang dirilis tahun 2017, Moon mengungkapkan bahwa dia masih bermimpi untuk kembali ke kota asal orang tuanya di Korea Utara, Hungnam.
Kronologi kasus Moon Jae In
Status Moon Jae In sebagai tersangka tercantum dalam surat perintah penggeledahan kepada putrinya, Moon Da Hye. Perintah penggeledahan dilakukan oleh jaksa distrik Jeonju pada 30 Agustus 2024. Saat ini, menantu yang disebut Seo sebenarnya sudah bercerai dengan putrinya Moon. Meski demikian penyidikan terhadap perkara dugaan suap itu tetap dilanjutkan.
Kronologi kasus Moon Jae In bermula empat tahun lalu, bermula dari kecurigaan adanya pelanggaran hukum atas perekrutan Seo, menantu Moon sebagai Direktur Eksekutif Maskapai Thai Eastar Jet. Maskapai tersebut didirikan oleh Lee Sang Jik, mantan anggota parlemen Korsel. Lee Sang Jik dari Partai Demokratik sendiri telah berkuasa sebagai anggota parlemen selama dua periode era pemerintahan Moon.
Penyelidikan befokus pada keterkaitan antara jabatan Seo di Maskapai Thai Eastar Jet dengan penunjukkan Lee sebagai Kepala Badan UKM dan Startup Korea (Kosem).
Pelapor kasus tersebut adalah Partai Kekuatan Rakyat (PPP) bersama dengan kelompok sipil Justice People yang berbasis di Seol mengajukan dugaan suap tersebut antara September 2020 sampai April 2021. Tuduhan yang mereka layangkan pada mantan Presiden yang berkuasa ialah dugaan praktik quid pro quo. Sekarang Partai Kekuatan Rakyat menjadi partai berkuasa di Korsel.
Hal yang menjadi dasar pengaduan mereka adalah kurangnya pengalaman Seo sebagai direktur dalam industri penerbangan dan juga kesulitan keuangan yang diderita maskapai telah memperbesar keterlibatan kantor kepresidenan selama pengangkatannya. Pihak kejakasaan menduga Moon dan istrinya memberikan dukungan finansial kepada kehidupan rumah tangga putri mereka selama beberapa waktu.
Dukungan finansial itu dihentikan setelah Seo bekerja di Thai Easter Jet. Jika dukungan finansial itu terbukti dihentikan setelah Seo menjabat sebagai direktur di maskapai tersebut, maka gaji, tunjangan, dan tempat tinggal yang diperoleh Seo dianggap oleh kejaksaan sebagai suap kepada Moon.
Vonis hukuman Moon Jae In
Vonis hukuman Moon Jae In masih belum diumumkan, statusnya dalam perkara ini masih seorang tersangka. Penyidik masih mengumpulkan sejumlah bukti yang dapat mengubah status Moon Jae In.
Ketika penyelidikan ini berlangsung, sejumlah kritikan dari publik muncul. Banyak yang menyebut bahwa penyelidikan kasus suap terhadap Moon Jae in bermotif politik, sebagai pengalih perhatian terhadap kecurigaan seputar Presiden Yoon Suk Yeol dan istrinya Kim Keon Hee.
Demikian itu informasi kenapa Moon Jae in berpotensi dipenjara.
Kontributor : Mutaya Saroh