Putri Eks Presiden Afrika Selatan Jalani Ritual Tunangan dengan Raja Eswatini, Bakal Jadi Istri ke-15

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 03 September 2024 | 10:40 WIB
Putri Eks Presiden Afrika Selatan Jalani Ritual Tunangan dengan Raja Eswatini, Bakal Jadi Istri ke-15
Tarian wanita Eswatini (instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Putri mantan presiden Afrika Selatan Jacob Zuma berada di antara ratusan wanita dan gadis yang menari untuk raja Eswatini dalam sebuah upacara adat pada hari Senin, yang mengukuhkan pertunangannya dengan raja.

Nomceba Zuma, 21 tahun, berada di antara 5.000 orang dari seluruh kerajaan kecil itu pada Tarian Buluh tahunan di Desa Kerajaan Ludzidzini di Lobamba, 23 kilometer (14 mil) di tenggara ibu kota Mbabane.

Meskipun upacara yang berlangsung selama berhari-hari itu merupakan ritual tradisional kewanitaan, upacara itu juga merupakan kesempatan ketika Raja Mswati, 56 tahun, memperjelas pilihannya terhadap seorang istri baru.

Ia telah memiliki sedikitnya 14 orang istri, beberapa di antaranya dinikahinya saat mereka masih di bawah umur, dan sedikitnya sudah memiliki 25 orang anak dari pernikahan tersebut.

Baca Juga: Terungkap di Buku Biografi Kerajaan, Kate Middleton Pernah Operasi Darurat 'Benjolan Kepala' saat Remaja

Raja Eswatini (Instagram)
Raja Eswatini (Instagram)

Saudara laki-laki Mswati mengatakan minggu lalu bahwa Nomceba Zuma akan menghadiri Tarian Buluh sebagai "liphovela", yang berarti tunangan atau selir kerajaan.

Pada upacara Senin malam, ia berada di antara ratusan perempuan dan gadis muda dengan pakaian tradisional warna-warni, beberapa memegang pedang dan perisai imitasi, yang menari di hadapan Mswati dan rombongan pria dengan pakaian tradisional.

Ayahnya, Jacob Zuma, 82, juga menganut poligami menurut tradisi dan memiliki sedikitnya 20 anak. Ia dipaksa mengundurkan diri sebagai presiden Afrika Selatan pada tahun 2018 karena skandal korupsi.

Mswati, yang telah memerintah dengan dekrit sejak 1986, telah dikritik karena gaya hidupnya yang mewah sementara hampir 60 persen penduduk kerajaan kecil Eswatini hidup dengan kurang dari Rp30 ribu ($1,90) sehari.

Baca Juga: Raja Charles III Anugerahkan Gelar Kerajaan untuk Kambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI