Uji Coba Makan Bergizi Gratis Kembali Digelar Di Jakarta, Kali Ini Menunya Nasi Goreng Telur

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 03 September 2024 | 10:30 WIB
Uji Coba Makan Bergizi Gratis Kembali Digelar Di Jakarta, Kali Ini Menunya Nasi Goreng Telur
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kembali menggelar uji coba makan bergizi gratis di SDN 04 Cipayung, Jakarta Timur, Senin (26/8/2024). (Foto dok. Pemprov DKI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali melakukan uji coba makan bergizi gratis untuk murid Sekolah Dasar (SD). Kali ini uji coba dilakukan di SDN Gunung 01 Pagi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Hari ini ada di sekolah SDN Gunung 01, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sebanyak 650 paket untuk anak-anak sarapan pagi," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Dalam kegiatan uji coba makan bergizi gratis ini menu yang disajikan, yakni nasi goreng, telur, ayam, jeruk dan mentimun yang sudah melalui uji oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk menjamin kesehatan anak-anak sekolah.

Uji kandungan kalori itu dilakukan pada setiap kotak makanan yang dibagikan. "Hari ini seperti anak-anak makannya lahap, cocok dengan selera anak-anak didik kita dan ini yang perlu kita perhatikan selain kalori," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Jadi Agenda Besar APBN 2025

Dia menargetkan akan mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di DKI Jakarta untuk melakukan kegiatan uji coba makanan bergizi gratis. "Berikutnya nanti yang belum Jakarta Barat, terus terakhir nanti Kepulauan Seribu," ujarnya.

Dalam kegiatan uji coba makanan bergizi ini, pihaknya menggandeng PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Nilai atau kisaran harga makanan bergizi gratis yang diberikan kepada siswa SD di Jakarta Rp20.000 hingga Rp25.000 per porsi.

Program makan bergizi gratis bertujuan untuk meningkatkan kecukupan gizi, meningkatkan kecerdasan anak, mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan (stunting) dan pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di negara ini.

Pencegahan stunting tetap menjadi prioritas bagi Pemerintah Indonesia, yang berhasil menurunkan prevalensinya dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 21,5 persen pada 2023.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp71 triliun, atau 0,29 persen dari produk domestik bruto (PDB), untuk program tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI