7 Orang Tewas Akibat Badai Yagi di Filipina

Bella Suara.Com
Selasa, 03 September 2024 | 04:00 WIB
7 Orang Tewas Akibat Badai Yagi di Filipina
Badai Tropis. [NASA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tujuh orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang melanda Filipina pada Senin (26/8) ketika badai tropis Yagi, mengguyur ibu kota Manila dan provinsi-provinsi sekitarnya dengan hujan lebat. Peristiwa ini menambah deretan bencana alam yang sering terjadi di negara kepulauan tersebut.

Di sebuah komunitas perbukitan di Antipolo, sebelah timur Manila, tiga orang menjadi korban tewas, termasuk dua anak sekolah dan seorang wanita hamil berusia 27 tahun, ketika tanah longsor menghantam dua rumah. Kepala manajemen bencana kota, Relly Bernardo, mengungkapkan bahwa wilayah tersebut memang rawan longsor dan pihak berwenang telah lama mendorong penduduk untuk pindah ke lokasi lain dengan tawaran perumahan baru.

"Ini adalah area yang rawan longsor dan kami telah mendorong mereka untuk meninggalkan lokasi ini sejak lama dengan menawarkan perumahan di lokasi lain," ujar Bernardo dalam wawancara dengan stasiun radio DWPM.

Selain korban tanah longsor, empat orang lainnya tewas dalam insiden terpisah akibat tenggelam di provinsi yang sama, Rizal. Beberapa rumah di daerah tersebut dilaporkan terendam banjir. Hujan deras yang disebabkan oleh badai tropis Yagi juga mengakibatkan banjir yang meluas di jalan-jalan dan rumah-rumah di berbagai bagian negara, memaksa pemerintah untuk menangguhkan pekerjaan dan kelas.

Baca Juga: Badai Yagi Mengamuk di Filipina, Ribuan Orang Terisolasi

Badai Yagi membawa angin dengan kecepatan hingga 85 km/jam, dengan hembusan mencapai 105 km/jam, saat bergerak ke arah barat laut di Pulau Luzon, pulau terbesar dan terpadat di Filipina. Seorang penduduk di Provinsi Rizal, Gloria Nicolas, menggambarkan situasi mengerikan yang dihadapinya.
"Air mengalir deras di sini dan di sisi lain jalan kami, air naik mendekati atap rumah," katanya.

"Beberapa penduduk terjebak dan harus melarikan diri dengan melewati atap rumah," tambahnya.

Filipina, yang secara rata-rata dilanda sekitar 20 badai tropis setiap tahunnya, sering kali menghadapi bencana alam yang mematikan, dengan tanah longsor menjadi salah satu penyebab utama jatuhnya korban jiwa. Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan perlunya penanganan yang lebih baik di wilayah-wilayah rawan bencana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI