Bikin Resah Warga Lokal, Kemenparekraf Ikut Minta Maaf Atas Ulah Geng WNI di Jepang

Senin, 02 September 2024 | 17:12 WIB
Bikin Resah Warga Lokal, Kemenparekraf Ikut Minta Maaf Atas Ulah Geng WNI di Jepang
Kolase video diduga Gangster TKI/WNI di Jepang ganggu ketertiban, dibagikan oleh WN Jepang [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyayangkan viralnya tingkah segerombolan Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang yang membuat resah masyarakat lokal.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengingatkan bahwa sebagai turis di negara orang lain, WNI juga jadi cerminan bangsa Indonesia.

"Buat saya ini sangat kecewa dan menyayangkan. Jadi kembali saya ingatkan bahwa pariwisata itu membagun persepsi tentang negara," kata Nia saat konferensi pers Weekly Press Briefing di Kemenparekraf, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Nia juga menyebut, yang dilakukan gerombolan WNI itu sangat tidak mencerminkan budaya Indonesia.

"Pariwisata kita itu adalah akar dari budaya dan alam. Jadi salah satu modal adalah budaya. Kalau budaya kita seperti itu kurang elok ya," ujarnya.

Atas nama pemerintah Indonesia, Nia meminta maaf kepada aparat setempat di Jepang karena ulah para WNI yang meresahkan warga lokal. Dia berjanji hal seperti itu tidak akan terulang lagi.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya. (Suara.com/Lilis)
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya. (Suara.com/Lilis)

"Ini mohon tidak terulang kembali dan kami sangat menyesalkan dan mohon maaf kepada aparat setempat. Nanti kami akan koordinasi dengan perwakilan (KBRI) bagaimana supaya itu tidak terulang kembali," pungkasnya.

Viral

Sebelumnya rekaman tingkah laku WNI yang meresahkan itu mulanya viral di media sosial Jepang yang heboh karena kemunculan geng berisi orang-orang Indonesia yang menetap di sana. Sekumpulan WNI itu dianggap meresahkan dan mengancam keselamatan warga lokal.

Baca Juga: Hidup Super Ngirit Cuma Rp7000 Sekali Makan, Wanita Ini Bisa Beli 3 Rumah

Salah seorang pengguna media sosial X mengungkapkan keresahan tersebut lewat sebuah unggahan. la menyayangkan fenomena sosial yang berpotensi menjadi masalah besar itu tidak mendapat sorotan tajam dari media Jepang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI