Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Dikenal Sebagai Sosok Revolusioner

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 02 September 2024 | 16:40 WIB
Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Dikenal Sebagai Sosok Revolusioner
Paus Fransiskus [Foto: ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia akan kedatangan pemimpin tertinggi gereja Katolik Paus Pransiskus pada 3-6 September 2024. Hal ini membuat banyak masyrakat penasaran dengan Paus Fransiskus. Yuk simak profil Paus Fransiskus!

Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, Paus Fransiskus adalah Paus pertama yang berasal dari benua Amerika dan Paus non-Eropa pertama dalam 1.272 tahun terakhir. Sejak ia terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, bukan hanya seorang pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik, tetapi juga sosok revolusioner yang membawa perubahan signifikan dalam tubuh Gereja Katolik.

Sri Paus Fransiskus dalam Apostolic Jorney ke Budapest Hungaria, 2023 menggunakan pesawat Alitalia [Instagram @franciscus]
Sri Paus Fransiskus dalam Apostolic Jorney ke Budapest Hungaria, 2023 menggunakan pesawat Alitalia [Instagram @franciscus]

Awal Kehidupan dan Perjalanan Menuju Kepausan

Lahir sebagai anak pertama dari lima bersaudara, Paus Fransiskus dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Ia memperoleh gelar master di bidang kimia dari Universitas Buenos Aires, sebuah prestasi yang jarang diketahui banyak orang. Namun, dorongan spiritual yang kuat membawanya untuk meninggalkan karier di bidang sains dan memilih jalan sebagai imam. Pada tahun 1958, Bergoglio bergabung dengan Yesuit, sebuah ordo yang terkenal dengan dedikasi mereka pada pendidikan dan misi sosial.

Baca Juga: Pertama Setelah 35 Tahun, Ini Sejarah Paus Datang ke Indonesia

Paus Fransiskus ditahbiskan sebagai imam Katolik pada tahun 1969, dan pada tahun 1973, ia diangkat menjadi pemimpin provinsi Yesuit di Argentina. Selama masa jabatannya, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang tegas namun penuh kasih. Sebagai Uskup Agung Buenos Aires, ia menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap kaum miskin dan terpinggirkan, sebuah sifat yang terus ia bawa hingga ke Tahta Suci.

Kepemimpinan Paus Fransiskus

Terpilihnya Paus Fransiskus sebagai Paus menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri, menandai dimulainya era baru dalam Gereja Katolik. Dengan memilih nama Fransiskus, ia menunjukkan penghormatan yang mendalam terhadap Santo Fransiskus dari Assisi, seorang santo yang dikenal karena kesederhanaan dan cintanya kepada alam serta kaum miskin.

Sejak awal kepemimpinannya, Paus Fransiskus telah mengubah banyak aspek tradisional Gereja. Ia dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana, memilih tinggal di wisma Domus Sanctae Marthae daripada di Istana Apostolik Vatikan. Ia juga sering kali menolak menggunakan limusin resmi, lebih memilih untuk bepergian dengan mobil biasa.

Namun, yang paling mencolok dari kepemimpinan Paus Fransiskus adalah fokusnya pada isu-isu sosial dan lingkungan. Ia adalah suara yang vokal dalam melawan ketidakadilan sosial, mengecam kapitalisme yang tidak terkendali, dan menyerukan tindakan mendesak terhadap perubahan iklim. Ensikliknya, Laudato Si', yang menekankan perlunya menjaga bumi sebagai rumah bersama kita, telah menjadi landasan bagi gerakan lingkungan global.

Baca Juga: Jelang Kunjungan ke Indonesia, Paus Fransiskus Serukan Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Jangan Dihentikan

Sikap Inklusif dan Dialog Antaragama

Paus Fransiskus juga dikenal sebagai pemimpin yang inklusif, yang mengutamakan dialog antaragama dan menyambut semua orang tanpa memandang latar belakang mereka. Ia telah mengambil langkah-langkah penting dalam merangkul komunitas LGBT, meskipun tetap berpegang pada ajaran Gereja Katolik tentang penahbisan perempuan dan pernikahan sejenis.

Sri Paus Fransiskus dalam Apostolic Jorney ke Budapest Hungaria, 2023, menerima penyambutan dari masyarakat umum, termasuk sederet anak-anak yang memberikan kenang-kenangan patung Yesus [Instagram @franciscus]
Sri Paus Fransiskus dalam Apostolic Jorney ke Budapest Hungaria, 2023, menerima penyambutan dari masyarakat umum, termasuk sederet anak-anak yang memberikan kenang-kenangan patung Yesus [Instagram @franciscus]

Di bidang diplomasi, Paus Fransiskus telah memainkan peran penting dalam mendamaikan hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba, serta mendukung upaya perdamaian di berbagai belahan dunia. Komitmennya untuk mendukung para pengungsi dan migran juga menonjol dalam banyak pidatonya, di mana ia menyerukan perlunya solidaritas global dan tindakan nyata untuk membantu mereka yang paling membutuhkan.

Pengaruh Global dan Pengakuan Dunia

Kepemimpinan Paus Fransiskus telah mendapatkan pengakuan di seluruh dunia. Ia dinobatkan sebagai "Person of the Year" oleh majalah Time pada tahun 2013, hanya beberapa bulan setelah ia terpilih sebagai Paus. Pengaruhnya yang luas juga diakui oleh majalah Forbes, yang menempatkannya dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia.

Meskipun telah mencapai usia yang lanjut, Paus Fransiskus tetap aktif dalam menjalankan tugas-tugasnya. Pada tahun 2016, ia menjadi Paus pertama yang membuat akun Instagram, menunjukkan kesadaran dan keterbukaannya terhadap perkembangan teknologi dan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pesan-pesan moral dan spiritual.

Warisan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus bukan hanya seorang pemimpin Gereja Katolik; ia adalah simbol perubahan dan harapan dalam dunia yang terus berubah. Melalui pendekatan yang penuh kasih, kesederhanaan, dan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap keadilan sosial dan lingkungan, ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu Paus paling berpengaruh dalam sejarah modern.

Kepemimpinannya yang inklusif dan humanis telah membuka jalan bagi Gereja Katolik untuk lebih relevan di abad ke-21, menjadikannya sebagai contoh nyata bagaimana agama dapat berperan dalam mempromosikan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua umat manusia. Di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, Gereja Katolik telah memasuki era baru yang penuh dengan harapan dan tantangan, namun dengan kompas moral yang kuat untuk menavigasi masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI