Suara.com - Sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh Israel pada Minggu (27/8) telah menghantam sebuah sekolah di Kota Gaza, menewaskan setidaknya 11 orang. Di antara korban tewas tersebut terdapat seorang wanita dan seorang anak perempuan.
Sekolah yang dikenal sebagai Sekolah Safad ini menjadi tempat perlindungan bagi warga Palestina yang mengungsi akibat konflik yang sedang berlangsung.
Menurut juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, serangan tersebut menyasar sekelompok petugas polisi yang berlindung di dalam sekolah tersebut.
"Sebelas orang, termasuk seorang wanita dan seorang anak perempuan, tewas ketika serangan udara Israel menghantam Sekolah Safad di Kota Gaza, yang menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang mengungsi," ujar Bassal kepada AFP.
Selain korban jiwa, beberapa orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Sumber dari pihak kesehatan Gaza, yang enggan disebutkan namanya, mengonfirmasi bahwa di dalam sekolah tersebut terdapat pos polisi Hamas. Namun, militer Israel menyatakan bahwa serangan udara mereka menargetkan pusat komando Hamas yang beroperasi di dalam area sekolah tersebut.
"Angkatan Udara Israel (IAF) menyerang teroris Hamas yang beroperasi di dalam pusat komando dan pengendalian yang tertanam di dalam area yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah Safad di Kota Gaza," ungkap pernyataan resmi militer Israel.
Konflik antara Israel dan Hamas ini kembali memanas setelah serangan yang dilancarkan oleh militan Palestina pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.205 orang, mayoritas merupakan warga sipil, berdasarkan data AFP yang dihimpun dari otoritas Israel.
Sejak saat itu, militer Israel terus menggempur Jalur Gaza dari udara, laut, dan darat. Hingga kini, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 40.738 orang telah tewas akibat serangan tersebut, dengan mayoritas korban merupakan wanita dan anak-anak, menurut data PBB.
Baca Juga: Ancaman dari Netanyahu Hentikan Operasional Bandara Internasional Israel, Ternyata Ini Tujuannya