Sejarah The Jakmania, Suporter Sepak Bola yang Jadi Rebutan Jelang Pilkada DKI Jakarta

Galih Priatmojo Suara.Com
Minggu, 01 September 2024 | 16:58 WIB
Sejarah The Jakmania, Suporter Sepak Bola yang Jadi Rebutan Jelang Pilkada DKI Jakarta
Para pendukung tim sepak bola Persija Jakarta, THE JAKMANIA memadati stadion utama Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (10/8). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang gelaran Pilkada DKI Jakarta 2024, nama the jakmania mendadak jadi perbincangan hangat. Bagaimana sebetulnya sejarah terbentuknya salah satu kelompok suporter terbesar di tanah air itu?

Seusai resmi mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta, sejumlah bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur berupa menarik simpati salah satunya yakni memberikan perhatian khusus terhadap The Jakmania, kelompok suporter pendukung Persija Jakarta.

Ridwan Kamil misalnya. Mantan Gubernur Jawa Barat ini berkomitmen akan memperjuangkan aspirasi The Jakmania bila kelak terpilih sebagai pemimpin di Jakarta.

Sementara, pasangan Dharma-Kun yang maju Pilkada DKI Jakarta lewat jalur independen berjanji akan menggratiskan JIS bagi The Jakmania.

Baca Juga: Beda-beda Versi Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap

Lalu Rano Karno yang maju bersama Pramono Anung lewat PDI Perjuangan memiliki gagasan untuk memberikan tiket murah bagi The Jakmania ketika akan mendukung Persija Jakarta main di JIS.

Terlepas dari rebutan simpati jelang Pilkada DKI Jakarta itu, siapa dan bagaimana riwayat The Jakmania yang identik dengan warna oranyenya tersebut.

Cikal bakal The Jakmania sebetulnya sudah ada seiring dengan didirikannya klub sepak bola di era Hindia Belanda yakni Voetbalbond Indonesische Jacatra atau VIJ.

Sebagaimana klub bola umumnya, VIJ juga memiliki fansnya sendiri yang menjulukinya sebagai VIJers.

Tetapi usia klub sepak bola dan fansnya tersebut tak lama. Setelah Indonesia merdeka, klub tersebut menghilang hingga kemudian muncul Persidja yang kemudian bergabung dengan Voetbalbond Batavia en Omstreken atau VBO.

Baca Juga: Diusung sebagai Cawagub Jawa Barat, Ini Perjalanan Karier Ronal Surapradja yang Dulunya Penyiar

Hingga kemudian berkembangnya waktu muncullah klub Persija Jakarta dengan fansnya yakni Persija Fans Club. Belakangan fans tersebut menjelma sebagai The Jakmania.

The Jakmania diketahui sudah ada sejak Ligina IV yakni pada 19 Desember 1997.

Ide mendirikan kelompok suporter bernama The Jakmania dicetuskan oleh Diza Rasyid Ali yang ketika itu merupakan manager Persija Jakarta.

Gagasan Diza itu kemudian direstui Sutiyoso yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sekaligus pembina Persija Jakarta.

Nama The Jakmania muncul sebagai "plesetan" dari Beatlemania yang merupakan penggemar bagi band the Beatles.

Peresmian kelompok suporter the Jakmania dilakukan pada 19 Desember 1997 di Graha Wisata Kuningan yang gedungnya berdampingan dengan mess para pemain Macan Kemayoran-julukan untuk klub Persija Jakarta.

Peresmian the jakmania kala itu dihadiri sebanyak 40 orang yang kemudian disebut sebagai pelopor berdirinya the jakmania dan dijadikan sebagai pengurus awal kelompok suporter tersebut.

Di internal The Jakmania sebanyak 40 orang pendiri dikenal dengan istilah JM mulai dari JM 1 hingga JM 40.

Pemberian nomor itu berdasar bidang yang diterima oleh pengurus diantaranya JM 1 untuk Ketua Umum, JM 2 untuk Wakil Ketua Umum serta JM 3 untuk Sekretaris.

Ketua umum pertama atau JM 1 dimandatkan kepada Gugun Gondrong. Kemudian JM 2 diamanatkan kepada Ferry Indrasjarief.

Dari sebanyak 40 pengurus tersebut, tiga diantaranya berasal dari struktural Persija Jakarta yakni Diza Rasyid Ali, Edi Supatmo serta Mimi Al-Qamar.

Ketika awal terbentuk, anggota the Jakmania berjumlah 100 orang termasuk dengan pengurus di dalamnya.

The Jakmania sempat mengalami vakum ketika dipimpin oleh Ferry Indrasjarief atau yang akrab disapa Bung Ferry. Situasi itu terjadi pada 1998 karena adanya kerusuhan.

Meski begitu, para anggota The Jakmania masih tetap melakukan kegiatan kumpul-kumpul setiap Selasa dan Jumat.

Untuk mempromosikan kelompok suporter yang masih tergolong baru, Bung Ferry dkk merekrut anggota baru dengan cara unik, diantaranya membagikan formulir kepada para penonton bola yang tengah menyaksikkan Timnas Indonesia berlaga di Piala Asia di Gelora Bung Karno.

Selain itu, mereka juga berkeliling menggunakan mobil kijang yang diberi pengeras suara untuk mengajak warga Jakarta terutama pecinta bola untuk masuk sebagai anggota The Jakmania.

Hingga kini jumlah anggota The Jakmania telah mencapai sekitar 30 ribu anggota dan berpotensi lebih.

Mengingat jumlah anggota yang makin berkembang, dibentuklah pengurus di daerah menjadi koordinator wilayah atau korwil. Tercatat ada sebanyak 50 korwil yang tersebar di beberapa titik di wilayah Jakarat.

Selain warna oranye, hal lain yang mengidentikkan The Jakmania yakni simbol tangan berupa jari telunjuk dan ibu jari yang membentuk huruf J. Simbol itu pertama kali dikenalkan oleh Edi Supatmo yang ketika itu menjabat sebagai humas Persija Jakarta.

Pada 2005 The Jakmania terpilih sebagai suporter terbaik di Indonesia hingga membuatnya jadi role model suporter-suporter yang ada di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI