Suara.com - Banjir bandang yang terjadi di wilayah timur dan tenggara Bangladesh nampaknya telah merenggut 52 nyawa, sebelumnya ada 21 jenazah ditemukan pada Kamins (29/8/2024).
Puluhan jenazah itu ditemukan usai air banjir bandang surut di sebagian wilayah menurut pejabat setempat.
Sejak 21 Agustus, banjir tersebut telah berdampak kepada 5,4 juta orang di 11 distrik di wilayah timur dan tenggara, menyebabkan 1,2 juta keluarga mengalami kesulitan akses.
Sekretaris Tambahan Kementerian Penanggulangan Bencana dan Bantuan KM Ali Reza mengatakan, banjir itu memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat perlindungan.
Baca Juga: Cek Fakta: Ratusan Tentara IDF Serahkan diri ke PBB, Langsung Dipimpin TNI
Sementara, lahan pertanian dan tempat penangkaran ikan juga hancur, menurut pejabat terkait.
Dalam kesempatan lain, Pemerintah Inggris pada Kamis mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan tambahan sebesar 450.000 pound sterling atau sekitar Rp9,1miliar) untuk mendukung lebih dari 36.000 orang yang terdampak banjir di wilayah timur Bangladesh.
Pemerintahan transisi yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian 2006, Muhammad Yunus, melanjutkan misi penyelamatan dan bantuan.
Pemerintahannya pekan lalu mengusulkan pembentukan komite pengendalian banjir bersama setelah banjir menyebabkan kerusakan parah dan mengakibatkan pengungsian warga di negara bagian Tripura di timur laut India serta di timur Bangladesh.
Pihak berwenang Bangladesh juga mengatakan bahwa permukaan air di sungai Gumti dan Muhuri yang mengalir melalui wilayah tersebut telah meningkat setelah pintu air di Danau Dumber di Tripura dibuka.
Bangladesh juga menuduh India melepaskan air dari sungai-sungainya tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Dhaka. Namun, New Delhi membantah telah melepaskan air dari bendungan.
Bangladesh dan India berbagi aliran air dari setidaknya 54 sungai, dengan bagian hulunya terletak di India.