Suara.com - Seorang ibu di Malaysia syok setelah mengetahui putrinya yang berusia 11 tahun telah membagikan RM3.000 (Rp10 juta) kepada teman-teman sekelasnya di sekolah.
Pengungkapan yang mengejutkan itu terjadi ketika seorang guru menghubungi sang ibu untuk memberi tahu tentang kemurahan hati yang tak terduga yang ditunjukkan oleh putrinya yang masih kecil.
Sang ibu, yang membagikan kisahnya di Threads dengan nama pengguna @cikdat_, mengungkapkan ketidakpercayaan dan kekhawatirannya atas kejadian tersebut.
Ia bertanya-tanya bagaimana putrinya yang berusia 11 tahun bisa memberikan uang kertas RM20, RM50, dan RM100, padahal ia hanya memberinya RM5 setiap hari.
Baca Juga: CEK FAKTA: Timnas Malaysia Disanksi Oleh FIFA Karena Federasi Langgar Regulasi, Benarkah?
"Saya menangis ketika mendengar hal ini," tulis sang ibu, "RM3.000 bukanlah jumlah yang mudah diperoleh, dan putri saya memberikannya dengan cuma-cuma."
"Saya juga berpikir, 'Dari mana dia mendapatkan begitu banyak uang?'" tambahnya.
Namun, saat sang ibu mengetahui tentang insiden tersebut pada hari Jumat, guru tersebut menyarankan agar ia bertemu dengan guru BK mereka pada hari Senin mendatang untuk membahas masalah tersebut lebih lanjut.
Di rumah, sang ibu bertanya kepada putrinya tentang uang tunai tersebut.
Setelah ditanyai, ia menemukan bahwa uang yang diambil putri sulungnya adalah bagian dari semua tabungan hari raya anak-anaknya.
"Saya tahu bahwa ia mengambil uang hari raya tersebut karena ia hanya itu uang dalam jumlah besar yang ia punya," kata sang ibu.
Akhirnya, sang ibu mengetahui bahwa tindakan putrinya tersebut terinspirasi — meskipun keliru — oleh perilaku sang ibu sendiri.
"Ia meyakinkan saya bahwa ia tidak diintimidasi untuk memberikan uang tersebut kepada teman-temannya. Ia menjelaskan bahwa ia hanya ingin memberikannya kepada mereka karena mereka tampak senang saat ia melakukannya," tulis sang ibu.
"Anak perempuan saya kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia hanya ingin menjadi seperti saya. Dia berkata bahwa dia selalu melihat saya memberi uang kepada orang lain, seperti kakek-nenek dan sepupunya. 'Ketika Ibu memberi mereka uang, mereka tampak senang dan memeluk Ibu, jadi saya ingin menjadi seperti Ibu', katanya.
"Ditambah lagi, saya adalah agen asuransi Takaful. Ketika saya mengunjungi klien, saya sering mengajaknya dan saya akan memberikan cek sejumlah besar uang kepada klien. Dia berkata bahwa dia ingin menjadi seperti saya," kata ibu yang jengkel itu.
Namun, dia sekarang mengerti bahwa putrinya yang berusia 11 tahun hanya ingin meniru tindakan kedermawanan, dan mengambil kesempatan itu untuk menjelaskan kepada putrinya tentang beramal dan mengambil uang tanpa izin.
Dia juga menjelaskan kepada putrinya bahwa pekerjaannya di asuransi melibatkan lebih dari sekadar memberikan uang dan bahwa keputusan keuangan memerlukan pertimbangan yang cermat.