Pavel Durov CEO Telegram Didakwa atas Pembiaran Penyebaran Gambar Seksual Anak dan Jual Beli Narkoba

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 29 Agustus 2024 | 12:34 WIB
Pavel Durov CEO Telegram Didakwa atas Pembiaran Penyebaran Gambar Seksual Anak dan Jual Beli Narkoba
Pavel Durov, CEO Telegram. (Instagram/@durov)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, telah didakwa di Prancis karena mengizinkan beberapa aktivitas kriminal di aplikasi perpesanan tersebut. Miliarder tersebut gagal mengekang penyebaran gambar seksual anak-anak, perdagangan narkoba, dan aktivitas ilegal lainnya di Telegram, demikian putusan pengadilan.

Dalam sebuah pernyataan, jaksa penuntut Paris mengatakan bahwa Durov telah didakwa karena menolak membagikan dokumen yang diminta oleh pihak berwenang serta menyebarkan gambar anak di bawah umur dalam pornografi anak serta perdagangan narkoba, penipuan, dan pencucian uang.

Dakwaan terhadap pria berusia 39 tahun tersebut menggambarkan platform tersebut hampir sepenuhnya tidak kooperatif dengan pihak berwenang dan mencakup tuduhan bahwa ia menolak membantu lembaga melakukan penyadapan telepon yang sah terhadap tersangka. Ia juga dituduh memungkinkan geng dan jaringan kriminal terorganisasi untuk melakukan transaksi ilegal di aplikasi tersebut.

Ilustrasi profl Pavel Durov (X/Durov)
Ilustrasi profl Pavel Durov (X/Durov)

Durov kelahiran Rusia, yang ditangkap pada hari Sabtu, telah diberikan jaminan dengan syarat bahwa ia tidak boleh meninggalkan Prancis dan melapor ke kantor polisi dua kali seminggu. Ia juga telah diperintahkan untuk membayar jaminan sebesar $5,6 juta.

Baca Juga: Min Hee-jin Mundur dari CEO ADOR, Tetap Berkontribusi untuk Proyek NewJeans

Dalam pernyataan yang dirilis di Telegram pada hari Minggu, perusahaan yang berkantor pusat di Dubai itu menegaskan bahwa Durov "tidak menyembunyikan apa pun" dan bahwa aplikasi tersebut mematuhi hukum Eropa.

"Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut," demikian pernyataan tersebut. "Kami sedang menunggu penyelesaian segera dari situasi ini."

Kasus tersebut telah memicu perdebatan tentang di mana kebebasan berbicara berakhir dan penegakan hukum dimulai. Kasus ini juga menggarisbawahi hubungan yang tidak nyaman antara pemerintah dan Telegram, yang memiliki hampir 1 miliar pengguna, sekaligus menjadi peringatan bagi para raksasa teknologi yang menolak mematuhi pihak berwenang atas dugaan pelanggaran hukum di platform mereka.

Secara terpisah, Durov juga sedang diselidiki atas dugaan tindakan kekerasan serius terhadap salah satu anaknya saat ia dan mantan pasangannya, ibu anak laki-laki tersebut, berada di Paris, kata seorang sumber. Ibu tersebut juga mengajukan pengaduan lain terhadap Durov di Swiss tahun lalu.

Baca Juga: Penyebab Pavel Durov Ditangkap, CEO Telegram Terlibat Pelanggaran Kejahatan Anak hingga Narkoba?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI