Suara.com - Dalam waktu dekat ini, Paus Fransiskus akan mengunjungi berbagai negara salah satunya Indonesia. Informasi itu disampaikan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Ketua KWI Antonius Subianto Bunjamin mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah untuk membawa misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.
Sebelumnya kata dia, Paus Fransiskus akan berkunjung ke Tanah Air pada 2020 lalu, namun ada berbagai halangan salah satunya ada kasus Covid-19.
"Tetapi karena COVID, pada waktu itu juga September direncanakan, lalu batal,” kata Antonius.
Baca Juga: Ketum PSSI Ingatkan Timnas Indonesia U-20: Jangan Sombong atau Jumawa
Dia berharap kunjungan Fransiskus ke Indonesia bisa menjadikan Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan bahwa Vatikan memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak mengenai Islam di Indonesia.
Dia mengatakan bahwa para pemimpin Islam di Indonesia banyak diundang dan menjadi pembicara dalam acara-acara yang digelar oleh Vatikan.
“Karena Islam di Indonesia itu berbeda. Jadi itu menarik untuk saudara-saudara kita di Eropa, khususnya untuk Vatikan,” kata Suharyo.
Dia juga mengatakan bahwa Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta yang berdiri berdampingan adalah simbol kehidupan harmonis di Indonesia.
Baca Juga: Akan Berkunjung ke Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus Ingin Belajar Banyak Tentang Islam di Indonesia
Suharyo menilai bahwa kunjungan Fransiskus juga untuk menghargai dan mendorong agar persaudaraan untuk terus dirawat dan dikembangkan.
Dia mengatakan ada sekitar 60 uskup yang akan menyambut Fransiskus, termasuk seorang uskup dari Australia dan 10 uskup dari negara-negara Asia.
Ketua Panitia Pelaksana Kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus, Ignasius Jonan, mengimbau masyarakat yang tidak memiliki tiket atau undangan untuk menyaksikan siaran langsung misa yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) dari gereja masing-masing atau televisi di rumah.
“Kalau datang, kalau nggak punya tiket, pasti nggak bisa masuk; Itu non-exception (tanpa terkecuali), siapa pun,” kata Jonan. [Antara].