Suara.com - Pembahasan tentang gempa bumi megathrust belakangan ini ramai di media sosial. Gempa megathrust merupakan gempa bumi terkuat di dunia yang dapat mengakibatkan tsunami.
Persoalan mengenai bencana tersebut mencuat usai Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap megathrust di Nankai.
BMKG menyebutkan gempa megathrust yang terjadi di Nankai, Jepang pada 8 Agustus 2024 lalu juga dapat terjadi di Indonesia, sehingga menimbulkan kehebohan.
Apa Itu Gempa Bumi Megathrust?
Baca Juga: Ancaman Megathrust Makin Nyata, Lindungi Diri dengan Doa Ini ketika Gempa Bumi
Gempa megathrust adalah gempa bumi berukuran sangat besar yang terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.
Kedua lempeng tersebut saling bersentuhan dan bergerak maju hingga terjadi penumpukan. Hal itu melebihi gesekan antara dua lempeng sehingga menyebabkan gempa yang besar.
Pelepasan energi yang sangat dahsyat selama gempa bumi megathrust dapat menimbulkan potensi kerusakan yang sangat besar bagi wilayah yang terdampak.
Benarkah Gempa Bumi Megathrust Bisa Terdeteksi Melalui Awan?
Desas-desus gempa megathrust kembali ramai dibahas setelah wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diguncang gempa bumi magnitudo 5,5 pada Senin (26/8/2024).
Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Gempa Yogyakarta: Begini Kata Pakar
Di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), akun @merapi_uncover mengunggah video pendek yang menunjukkan penampakan awan sebelum gempa bumi terjadi. Awan tersebut terlihat lurus memanjang.
"Langit sore hari sebelum terjadi gempa," tulis akun tersebut.
Beberapa warganet menanggapi video tersebut dan mengatakan bahwa awan dengan bentuk tersebut sering terlihat sebelum gempa bumi.
"Si awan yg pnh muncul sblum gempa 2006. Wallahu alam," tulis akun @aran****.
"Angger, tiap mau gempa pasti ada awan yang garis gini," tulis akun @sere****.
"Eh ini sama bgt dulu kayak pas gempa jogja 2006 juga ada awan melintang gini. Ini ada penjelasan ilmiahnya ga ya?" tulis @almi*****.
Lantas, benarkah awan tersebut merupakan pertanda terjadinya gempa bumi megathrust?
Menurut BMKG, awan berbentuk garis lurus tersebut belum terbukti sebagai pertanda terjadinya gempa bumi.
Ada beberapa faktor yang dapat membuat awan tersebut muncul, seperti jejak pesawat jet. BMKG juga mengatakan bahwa awan lurus sering dijumpai apabila dilihat melalui citra satelit.
Posisi awan tersebut cukup jauh dari episentrum sumber gempa, sehingga sulit untuk mengaitkan kejadian gempa bumi dengan kemunculan awan lurus tersebut. Dengan kata lain, hal itu tidak ada kaitannya.
Tanda-tanda Gempa Megathrust
Menurut USGS (Badan Geologi Amerika Serikat), sejatinya tidak ada cara untuk memprediksi atau meramal terjadinya gempa. Bahkan baik USGS maupun ilmuwan lainnya tidak pernah meramalkan terjadinya gempa besar seperti megathrust.
USGS tidak tahu bagaimana caranya, dan mereka juga tidak berharap untuk mengetahui bagaimana caranya suatu saat nanti. Meskipun begitu Badan Gempa Bumi Kanada memberikan penjelasan tanda-tanda akan terjadi gempa.
Terdapat beberapa peristiwa atau fenomena alam yang tidak normal sebelum gempa bumi megathrust terjadi. Yaitu:
- Tenggelamnya bibir pantai secara tiba-tiba.
- Kematian vegetasi atau ikan di sekitar pantai
- Terjadi longsor bawah laut dari landas kontinen ke laut dalam
- Muncul endapan tanah longsor dari dalam laut
Selain itu, biasanya terjadi gempa bumi yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum gempa bumi megathrust. Emisi gas radon meningkat hingga perubahan kadar air sumur.
Perubahan perilaku hewan di sekitar zona megathrust juga bisa menjadi tanda akan semakin dekatnya waktu guncangan tanah yang besar. Sebagaimana kita tahu insting hewan lebih tajam daripada manusia.
Itulah ulasan mengenai kemunculan awan lurus yang diduga menjadi tanda terjadinya gempa bumi megathrust. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas